Doa Yang Mengubahkan Hidup
Kolose 1:9-12
Sebab itu sejak waktu kami mendengarnya, kami tiada berhenti-henti berdoa untuk kamu. Kami meminta, supaya kamu menerima segala hikmat dan pengertian yang benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna,
- Kolose 1:9
Dalam perjalanan hidup orang percaya, sering kali doa yang kita panjatkan terfokus pada kebutuhan diri sendiri dan situasi yang kita hadapi. Kita berdoa untuk kesehatan, pekerjaan, dan masalah-masalah praktis lainnya, yang tentu saja penting. Namun, apakah kita menyadari bahwa doa yang sejati seharusnya mengarah pada pertumbuhan rohani yang lebih dalam? Doa Rasul Paulus untuk jemaat Kolose mencerminkan kedewasaan spiritualitas dan pengenalan akan Allah karena diucapkan berfokus pada pertumbuhan rohani jemaat. Pengkhotbah asal Inggris, Charles Spurgeon, berkata, “Doa yang terbaik bukanlah yang mengubah keadaan, tetapi yang mengubah hati.”
Beberapa poin penting mengenai doa yang bisa didapatkan melalui perikop bacaan hari ini. Pertama, Paulus berdoa agar jemaat dipenuhi hikmat dan pengetahuan akan kehendak Allah (ay. 9). Ini bukan sekadar pengetahuan intelektual, tetapi hikmat dan pengertian rohani yang membekali kita untuk membedakan dan memilih kehendak Allah dalam setiap aspek kehidupan. Dalam dunia yang penuh dengan kebingungan dan pilihan sulit, mengenal kehendak Allah adalah kunci untuk membuat keputusan yang benar.
Kedua, doa bertujuan agar jemaat hidup layak (berkenan) di hadapan Tuhan (ay. 10). Pengenalan akan Allah seharusnya menghasilkan hidup yang berbuah dalam segala perkara baik. Seperti pohon yang sehat menghasilkan buah, demikian juga kehidupan rohani yang sehat akan menghasilkan karakter dan tindakan yang memuliakan Allah.
Ketiga, Paulus berdoa agar jemaat dikuatkan dengan segala kekuatan (ay. 11-12). Kekuatan ini bukan untuk kepentingan diri sendiri, tetapi untuk bertahan dalam pencobaan dan bersukacita dalam segala keadaan. Doa kita panjatkan bukan hanya untuk meminta, tetapi juga untuk mempersiapkan hati menghadapi tantangan dengan sukacita dan teguh hati.
Mari mulailah berdoa seperti Paulus: berdoa untuk pertumbuhan rohani yang mendalam, baik untuk pertumbuhan rohani kita maupun sesama orang percaya. Ketika kita fokus pada pertumbuhan rohani, perubahan lahiriah akan mengikuti secara alami. Biarlah doa kita menjadi sarana transformasi yang membawa kita semakin serupa dengan Kristus.
Refleksi Diri:
- Bagaimana pola doa Anda selama ini? Apakah lebih banyak mendoakan keinginan diri atau pertumbuhan rohani Anda?
- Bagaimana Anda akan berdoa lebih sungguh dalam pertumbuhan rohani tersebut? Misalnya, dalam hal frekuensi, cara atau keseriusan dalam berdoa?