Mengukur Dengan Kemampuan Tuhan
Yohanes 14:1-14
Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku.
- Yohanes 14:1
Anak saya (5 tahun) suka meminta tolong saya untuk melakukan sesuatu. Saat membantunya, kadang ia bertanya, “Papah bener bisa?” Saya menjawab, “Iya bener.” Tapi, nggak lama kemudian ia datang lagi dengan pertanyaan yang sama, “Papah bener bisa?” Saya menjawab dengan sabar, “Iya bener, Nak.” Ia bisa bolak-balik dengan pertanyaan yang sama, sampai saya bilang, “Kamu harus percaya papah, papah pasti bisa.”
Anak saya gelisah bahwa saya bisa membantunya karena mengukur saya dengan ukuran dirinya. Ia memandang dirinya begitu kecil, tidak mampu melakukan pekerjaan itu dan dalam pikirannya saya pun sepertinya tidak mampu melakukannya. Hal serupa sering terjadi pada anak-anak Tuhan. Kita mengukur kekuatan Tuhan dengan kekuatan kita. Kegelisahan muncul karena kita tidak memercayai kuasa Tuhan, bukan karena Tuhan kurang kuasa.
Menjelang Tuhan Yesus meniti jalan salib, bayangan impian para murid tentang Mesias sebagai raja yang berkuasa (secara politik) buyar. Mereka kocar-kacir meninggalkan Yesus. Namun, sebelum semuanya terjadi Yesus berkata, “Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku.” Sayang di momen-momen sulit, para murid sempat melupakan perkataan-Nya, walaupun akhirnya mereka tidak meninggalkan iman sampai akhir hidup. Kegelisahan tidak mudah diusir, pemikiran manusia sangat terbatas, begitu pula kemampuan kita. Cara mengatasi kegelisahan adalah dengan memercayakan hidup kepada Tuhan. Tampaknya sederhana, tetapi kenyataannya tidak selalu orang mau memercayakan seluruh hidupnya kepada Tuhan.
Yesus mau kita memercayakan seluruh kehidupan kepada-Nya, artinya ada jaminan Dia dapat dipercaya. Yesus adalah suatu kepastian, satu-satunya jalan, kebenaran, dan hidup (bdk. Yoh.14:6). Tidak ada pribadi lain seperti Dia. Tidak ada seorang pun punya kesanggupan seperti Dia. Jaminan Yesus memberikan kepada kita kepastian memperoleh kebahagian di kehidupan nanti.
Gelisah adalah perasaan tidak karuan, terombang-ambing kesana kemari, seperti kapal tanpa layar yang berlayar hanya mengikuti angin. Hidup terombang-ambing seperti ini pasti menghasilkan kebingungan. Sebaliknya hidup yang memiliki pegangan akan menghasilkan keamanan. Supaya punya pegangan, percayakan seluruh hidup Anda kepada Yesus. Percayalah kepada-Nya bukan dengan ukuran kemampuan Anda, melainkan ukuran kemampuan Tuhan.
Refleksi Diri:
- Di tengah pergumulan, apakah Anda pernah kurang percaya kepada Tuhan bahwa Dia sanggup mengatasi masalah?
- Sudahkah Anda menjadikan Yesus sebagai pegangan hidup, dengan memercayakan hidup kepada-Nya?