Bagikan artikel ini :

Selamatkan Orang Lain

Yakobus 5:19-20

ketahuilah, bahwa barangsiapa membuat orang berdosa berbalik dari jalannya yang sesat, ia akan menyelamatkan jiwa orang itu dari maut dan menutupi banyak dosa.
- Ibrani 5:20

Salah satu jemaat saya sangat up to date dengan tempat wisata dan restoran baru. Biasanya ia akan merekomendasikan tempat wisata yang bagus untuk berfoto atau restoran yang makanannya enak. Ia juga tidak segan-segan mengajak tamu-tamunya untuk mengunjungi tempat tersebut. Kami bahkan berulang kali diajak ke restoran yang sama karena ia tahu bahwa tempatnya sangat bagus dan makanannya nikmat. Jemaat ini tidak ragu mengajak orang lain karena pernah merasakan pengalaman menyenangkan dan memberi kesan yang dalam di tempat-tempat tersebut. Ia ingin orang lain merasakan hal yang sama dengan yang ia rasakan.

Seringkali kehidupan kita berhenti setelah percaya kepada Tuhan Yesus. Kita mungkin hanya menjadi orang Kristen yang rajin datang ke gereja, duduk beribadah, mendengarkan khotbah, memberikan persembahan, setelah selesai ibadah pulang ke rumah kita masingmasing. Kita cukup puas menjadi orang Kristen yang seperti itu, padahal kehidupan murid Kristus digambarkan seperti sebuah pohon yang diharapkan bisa berbuah lebat dalam kehidupan. Kehidupan orang Kristen tentu dimulai dengan berakar pada firman Tuhan, tetapi harus dibarengi pertumbuhan sampai menjadi pohon yang menghasilkan buah. Buah dalam kehidupan kita adalah perbuatan-perbuatan baik yang selaras dengan firman Tuhan.

Mengapa orang Kristen harus mengalami pertumbuhan? Karena jika tidak mengusahakannya maka kehidupan kita akan mengalami “kematian”. Ayat 19 menggambarkan orang-orang Kristen yang mengalami kematian secara rohani karena menyimpang dari kebenaran dan tersesat jalannya. Surat Yakobus ini kemudian ditutup dengan nasihat agar kita mengupayakan pertobatan dan keselamatan bagi orang lain (ay. 20). Kita sering terjebak dengan mitos bahwa penginjilan dan panggilan pertobatan adalah tugas dari seorang hamba Tuhan. Firman Tuhan justru menyampaikan bahwa setiap kita punya tanggung jawab untuk memperhatikan saudara seiman yang tersesat. Ketika ia menjauh dari Tuhan, salah jalan, kita harus berusaha mengajaknya kembali ke jalan Tuhan.

Sekarang waktunya Anda melihat orang-orang di sekitar: pasangan, keluarga, sahabat kita yang mulai tersesat jalannya dan menyimpang dari kebenaran. Ajak mereka kembali kepada Tuhan Yesus. Bawa mereka kembali ke gereja karena Anda tahu itu adalah yang terbaik buat mereka. Upayakan supaya mereka bisa kembali bertumbuh dalam komunitas. Jika mereka akhirnya bertobat, sesungguhnya Anda telah menyelamatkan hidup mereka.


Refleksi Diri:

  • Apa yang seringkali menyebabkan Anda menjadi orang Kristen yang hanya berdiam diri?
  • Adakah upaya yang sudah Anda lakukan untuk mengajak orang yang tersesat kembali kepada Tuhan?