Bagikan artikel ini :

A Disciple Who Completes His Task

Setiap kali memasuki awal tahun baru, biasanya orang-orang akan membuat resolusi hidup baru. Mereka akan memulai dengan semangat tetapi belum tentu tekun mengerjakan resolusi sampai akhir tahun. Menurut International Health, Racquet & Sportsclub Association, pendaftaran anggota baru gym dapat melonjak hingga 50% pada bulan Januari. Namun pada pertengahan Februari, suasana berubah drastis. Sekitar 80% anggota baru ini sudah tidak terlihat lagi. Mereka menyebutnya “Gym January” atau “January Rush” yaitu sebuah fenomena tahunan di mana resolusi tahun baru bertemu dengan realitas komitmen jangka panjang. Hanya semangat melakukannya di awal-awal tetapi tidak bertahan lama dalam komitmen.

Memang memulai sesuatu hal butuh keberanian dan keyakinan, tetapi untuk menyelesaikan apa yang dimulai butuh perjuangan dan ketekunan. Hal ini bukan hanya berbicara soal target kesehatan atau pekerjaan, namun juga dalam menjalani panggilan hidup sebagai murid Kristus. Seringkali orang Kristen salah memahami bahwa menjadi pengikut Kristus itu cukup dengan rajin berdoa dan beribadah, baca Alkitab mengikuti persekutuan, dan terlibat pelayanan. Namun ternyata semua ini belum dapat dikatakan tuntas dalam mengerjakan panggilan sebagai seorang pengikut Kristus.

Sebelum Yesus naik ke Surga, Ia memberikan Amanat Agung kepada para murid untuk melanjutkan misi Allah di dunia, “ Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku, dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu.” Panggilan seorang pengikut Kristus bukan hanya bertobat, percaya, datang ke gereja dan menginjili. Tetapi ada satu hal yang mungkin sering terlupakan dari Amanat Agung adalah “ajarlah mereka”.

Dalam Kolose 1:28-29, Paulus juga mengingatkan hal yang sama yaitu panggilan untuk mengajar orang dalam hikmat Tuhan. Ketika menuliskan surat Kolose ini, Paulus ada di dalam penjara dan telah mengalami banyak penderitaan karena memberitakan Kristus. Lalu, mengapa sekalipun mengalami berbagai kesulitan dan penderitaan itu, Paulus tetap bersukacita dan berjuang dalam pemberitaan Injil? Pertama, karena Paulus tahu dan mengenal siapa yang ia beritakan yaitu Kristus yang adalah Allah yang hidup dan berkuasa. Kristus adalah satu-satunya pengharapan dan keselamatan bagi manusia berdosa. Kedua, karena Paulus memahami tugas panggilan yang dipercayakan Kristus kepadanya. Ia yang tidak layak tetapi dipercaya dan dimampukan untuk meneruskan firman sepenuhnya kepada orang-orang percaya dan menasihati tiap-tiap orang dan mengajari tiap-tiap orang dan memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus. Paulus menangkap jelas Amanat Agung Yesus, ajarlah mereka. Ketiga, karena ia tahu dalam segala perjuangannya, ia tidak berjuang sendirian melainkan ada kuasa Tuhan yang menyertainya.

Bagi Paulus, sebagai murid Kristus ia dipanggil bukan hanya untuk memberitakan Kristus tetapi juga untuk mengajar dan memuridkan orang-orang percaya menuju kedewasaan rohani dan pengenalan sempurna akan Kristus. Inilah tujuan dan keutuhan dari misi pemberitaan Injil. Di dalam kehidupan manusia, hal itu seperti gambaran menjadi orang tua. Ia disebut orang tua bukan hanya karena melahirkan seorang anak ke dunia, tetapi juga dipanggil untuk mendidik dan mengajarkan anak sampai ia dapat hidup sebagai seorang dewasa yang baik. Demikian halnya dalam memberitakan Injil, kita bukan sekedar membawa orang ke gereja, tetapi juga dipanggil untuk bersama bertumbuh dewasa dalam iman dan semakin serupa Kristus melalui proses pemuridan dan mengajar Firman Tuhan secara terus menerus.

Pertanyaannya bagi kita adalah, sudahkah kita memahami panggilan kita bukan sekedar menjadi orang kristen yang baik, tetapi menjadi murid Kristus yang mengerjakan misi Allah? Maukah kita terus berjuang dan bertekun dalam mengerjakan misi Allah secara utuh? Jangan sampai memberitakan Injil hanya menjadi sebuah fenomena bulan Misi gereja kita atau “Mission Rush” yang begitu semangat memberitakan Injil hanya di bulan Maret. Jangan juga kita hanya sibuk memberitakan Injil namun mengabaikan pengajaran dan pemuridan untuk bertumbuh bersama serupa Kristus. Mari kita bersemangat dan bertekun bersama dalam menyelesaikan tugas panggilan kita secara utuh karena kita tidak berjuang sendirian. ** VL