Bagikan artikel ini :

Am Atau Goy?

Zefanya 2:1-3

Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
- Roma 12:2

Burung sejenis terbang bersama. Prinsip ini benar bahwa kita akan dipengaruhi dengan siapa kita berteman. Prinsip yang sama juga berlaku di Alkitab, yakni bahwa kita sebagai umat Tuhan adalah bangsa yang kudus. Kudus berarti dipisahkan dari dunia. Jika dunia hidup di dalam dosa dan tidak tunduk di bawah pemerintahan Allah maka umat Tuhan harus melakukan yang sebaliknya dan menjadi kesaksian bagi dunia.

Sayangnya, dalam menerapkan prinsip ini orang-orang Israel melakukannya dengan cara yang salah dan malah mengabaikan yang utama. Kenyataan bahwa mereka adalah umat Tuhan membuat mereka memandang rendah bangsa lain. Itulah sebabnya orang Israel memiliki dua kata yang sama-sama berarti bangsa, yakni goy dan am. Bedanya adalah goy digunakan untuk menyebut bangsa-bangsa lain (dalam bahasa Inggris diterjemahkan gentiles) sementara am untuk mereka sendiri.

Namun, seperti yang kita baca di bagian-bagian sebelumnya, Kerajaan Yehuda sama sekali tidak ada bedanya dengan bangsa-bangsa yang mereka sebut goy ini! Menyembah berhala, melakukan kekerasan, bahkan berpakaian dan bergaya hidup seperti orang yang tidak mengenal Tuhan! Itulah sebabnya, di dalam bahasa asli, kata yang digunakan untuk bangsa di ayat 1 adalah goy dan bukan am. Padahal, ayat ini sedang merujuk kepada Kerajaan Yehuda! Maknanya jelas, Tuhan melalui Zefanya mencela orang-orang Yehuda yang tidak ada bedanya dengan bangsa-bangsa asing! Mereka memandang diri sebagai bangsa terpilih dan bersikap elitis dengan menyebut diri am dan bangsa lain goy, tetapi justru poin yang terutama, yakni menjalani hidup yang kudus, malah mereka abaikan!

Bagaimana dengan kita? Tentu saja, kita adalah orang-orang percaya, umat Tuhan, bangsa yang kudus. Kita datang ke gereja setiap minggu, pelayanan, dan sebagainya. Tapi, apakah kita sungguh-sungguh hidup di dalam kekudusan? Kalau kita hanya orang Kristen di hari Minggu, sementara hari lain—entah di dalam pekerjaan atau kuliah atau sekolah atau berkeluarga—kita sama saja seperti orang yang tidak mengenal Tuhan, kita tidak ada bedanya dengan orang-orang Israel yang menyebut dirinya am, tetapi di hadapan Tuhan adalah goy.

Apakah kita am atau goy?

Refleksi Diri:

  • Apakah sikap hidup diri Anda berbeda di dalam dan di luar lingkungan gereja?
  • Apakah ada tindakan-tindakan Anda yang merupakan hal biasa di dunia, tetapi sebenarnya bertentangan dengan firman Tuhan?