Bagikan artikel ini :

Apakah Engkau Masih Tertidur?

Markus 14:32-42

Setelah itu Ia datang kembali, dan mendapati ketiganya sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: “Simon, sedang tidurkah engkau? Tidakkah engkau sanggup berjaga-jaga satu jam?”
- Markus 14:37

Taman Getsemani adalah saksi bisu bagaimana Yesus mengalami pergumulan yang teramat berat. Malam itu, Yesus hadir ditemani oleh tiga orang murid yang dikasihi-Nya, Petrus salah satunya. Sebelum kejadian di taman ini, Petrus mengatakan dengan lantang kepada Yesus, “Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau.” (Mrk. 14:31).

Apa yang dilakukan Petrus selanjutnya, tak sedikit pun menampakkan dirinya seperti apa yang diucapkannya. Saat Yesus berkata. “Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah,” seharusnya Petrus memiliki empati terhadap Sang Guru. Ia selayaknya berjaga-jaga menemani Yesus yang sedang bergumul. Namun, Petrus malah tertidur.

Petrus sampai harus dibangunkan Yesus dari tidurnya sebanyak tiga kali. Saat dibangunkan kedua kalinya, Dia memanggilnya dengan nama Simon. Yesus tidak memanggilnya lagi Petrus—sebutan “batu karang” yang diberikan Yesus kepadanya. Sebuah peringatan bagi Petrus bahwa batu karang itu nampaknya telah berubah. Petrus sudah mengikuti keinginan daging daripada keinginan roh. Ia tak hanya tertidur secara fisik, tetapi rohaninya pun ikut tertidur. Petrus lalu menyangkal Yesus sebanyak tiga kali saat dirinya ditanya orang-orang sebagai murid Yesus. Saat Yesus disalibkan, Petrus juga melarikan diri dan tak menemani Sang Guru yang sebetulnya membutuhkan kehadirannya.

Meskipun Petrus gagal menunjukkan kasihnya, Yesus tetap mengasihinya. Yesus tetap mengampuni Petrus saat mendatanginya di danau Tiberias. Tiga kali Petrus tertidur, tiga kali menyangkal Yesus, tetapi tiga kali pula Yesus bertanya kepada Petrus, “Simon, anak Yohanes, apakah engkau lebih mengasihi Aku lebih dari mereka ini?” Kasih Yesus merangkul, memulihkan, dan kembali menolong Petrus untuk terbangun dari tidurnya. Akibatnya, Petrus mengalami kebangkitan rohani dan mendedikasikan hidupnya untuk kemuliaan Tuhan.

Kisah ini merupakan cerminan betapa banyaknya murid Yesus lainnya yang rohaninya tidur. Mungkin kita salah satunya. Tak ada gairah berdoa, tak semangat beribadah, tak rela memberi persembahan untuk pekerjaan Tuhan, masih hidup menikmati dosa, dll. Jika kita masih tertidur secara rohani, tersungkurlah di hadapan Tuhan, mintakan kepada-Nya supaya membangunkan kerohanian Anda agar terus bertumbuh dan menjadi berkat bagi sesama.

Refleksi diri:

  • Selidikilah di hadapan Tuhan, apakah kerohanian Anda saat ini sedang tertidur atau sudah terbangun?
  • Apa tindakan konkrit yang ingin Anda lakukan agar kerohanian Anda mengalami kebangkitan?