Bagikan artikel ini :

Dekat dan jauh

Yeremia 23:20-24

Masakan Aku ini hanya Allah yang dari dekat, demikianlah firman TUHAN, dan bukan Allah yang dari jauh juga?
- Yeremia 23:23

Beberapa puluh tahun lalu ada satu lagu pop berjudul Tuhan yang syairnya berbunyi demikian: Aku jauh Engkau jauh / Aku dekat Engkau dekat. Apakah benar bahwa Allah jauh ketika kita menjauh? Apakah Allah tidak peduli ketika kita menjauhkan diri dari-Nya?

Nabi Yeremia berbicara tentang nabi-nabi palsu yang bernubuat palsu. Mereka berpikir bisa berbuat jahat tanpa ketahuan. Dewa-dewi yang disembah bangsa-bangsa lain pada masa itu hanya punya kekuasaan dan pengetahuan lokal. Namun Allah adalah Allah yang Mahatahu. Tidak ada perbuatan yang tidak diketahui-Nya. Semua terbuka di hadapan-Nya. Ungkapan Allah jauh menyatakan kemahahadiran dan kemahapengetahuan-Nya, bukan ketidakpedulian-Nya.
Tak ada yang tersembunyi dari pengetahuan Allah. Di satu sisi, kebenaran ini mengingatkan agar kita jangan bermain-main dengan dosa. Setiap dosa pasti diketahui dan dihakimi-Nya, serapat apa pun kita menyembunyikannya. Di sisi lain, kita juga menjadi terhibur karena tahu Allah tidak pernah meninggalkan kita.
Meskipun kita melarikan diri dari-Nya, Dia tidak akan menjauh dari kita. Jika kita berada dalam situasi sangat berat, Dia selalu menyertai kita.

Seringkali orang memahami kemahatahuan Allah sebagai peringatan. Lagu anak-anak yang syairnya berbunyi: Mata Tuhan melihat apa yang kita perbuat / baik yang baik, baik yang jahat / oleh sebab itulah, jangan berbuat jahat / Tuhan melihat. Lagu itu menekankan penghakiman Allah bagi dosa. Padahal, kemahatahuan Allah juga memberi penghiburan bagi kita. Jadi kita harus seimbang dalam hal ini.

Bahwa Allah Mahatahu harus mendorong kita untuk berbuat benar. Kita jangan hidup dalam suasana penuh ketakutan. Allah kita bukan polisi yang memerhatikan apakah kita bersalah dan menangkap kita. Allah Mahatahu berarti Dia memberi rasa aman bahwa apa pun yang terjadi dalam hidup kita, semua ada dalam pengendalian dan kuasa-Nya.

Yuk, sekali lagi kita mengucap syukur bahwa Tuhan Yesus selalu berada dekat dengan kita. Jangan ragukan penyertaan, tapi ingat juga Tuhan selalu tahu apa yang kita pikirkan dan perbuat.

Refleksi Diri:

  • Bagaimana Anda bersikap terhadap kemahatahuan Allah? Bersyukur atau malah menjadi takut?
  • Seberapa terbuka dan berkenan hidup Anda di hadapan Tuhan sehingga Anda tidak perlu merasa takut terhadap Tuhan?