Bagikan artikel ini :

Dipilih Karena Tidak Layak

Kisah Para Rasul 9:1-19a

“Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel.”
- Kisah Para Rasul 9:15b

Kisah Saulus yang mengalami perjumpaan dengan Tuhan Yesus adalah kisah yang mengejutkan sekaligus menakjubkan. Bukan karena peristiwanya seperti adegan film saat Saulus dengan tiba-tiba dicegat oleh seberkas cahaya terang yang memancar dari langit di sekelilingnya. Yang mengejutkan dan menakjubkan adalah Saulus, seorang yang membenci pengikut Tuhan Yesus, orang yang tadinya sama sekali tidak punya kerinduan untuk mengenal Tuhan, dipilih Yesus sebagai rasul-Nya. Bukan hanya itu, Saulus juga dipakai Tuhan sebagai alat-Nya untuk memberitakan Injil.

Ananias, murid Kristus lainnya, juga ragu ketika Tuhan Yesus memintanya untuk menemui Saulus. Ananias tahu Saulus adalah penganiaya orang percaya. Masakan ia harus menemui musuh umat Allah? Apa betul Saulus sekarang menjadi orang percaya? Bagi Ananias, mustahil ada orang yang begitu membenci orang percaya tiba-tiba diubahkan menjadi orang percaya. Namun, Yesus dengan jelas menyatakannya kepada Ananias, “Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel.” (ay. 15b)

Hanya Tuhan Yesus yang sanggup mengubahkan orang seperti Saulus. Perubahannya tidak setengah-setengah. Saulus yang kemudian dikenal sebagai Rasul Paulus, berubah seratus delapan puluh derajat. Paulus sendiri menyadari perubahan dirinya hanya karena anugerah Tuhan, bukan karena usahanya. Arah hidup Paulus berubah sama sekali setelah ia berjumpa dengan Yesus. Paulus sekarang hidup hanya untuk kemuliaan Tuhan dan demi Injil.

Kita juga sama dengan Saulus. Meskipun tidak mengalami penganiayaan orang percaya, kita sama berdosanya dengan Saulus. Tuhan Yesus menjumpai dan mengubahkan kita menjadi orang percaya, hanya karena anugerah-Nya. Melihat kisah Saulus, hendaklah ingat untuk merefleksikan hidup kita setelah menjadi percaya, apakah arah hidup kita masih mengarah kepada dunia atau kepada Kristus? Apakah kita telah hidup untuk Kristus atau masih untuk diri kita sendiri? Ingat, kita dipilih untuk diselamatkan dan dipakai Tuhan sebagai alat kemuliaan-Nya untuk memberitakan Injil. Dua hal luar biasa sebagai orang percaya, kita diselamatkan sekalipun tidak layak dan kita dipakai sebagai alat Tuhan.

Refleksi Diri:

  • Apa perubahan yang Tuhan telah lakukan dalam diri Anda setelah percaya Yesus?
  • Apa yang mau Anda lakukan sekarang sebagai orang percaya?