Bagikan artikel ini :

Disambut Untuk Disalibkan

Yohanes 12:12-19

Mula-mula murid-murid Yesus tidak mengerti akan hal itu, tetapi sesudah Yesus dimuliakan, teringatlah mereka, bahwa nas itu mengenai Dia, dan bahwa mereka telah melakukannya juga untuk Dia.
- Yohanes 12:16

Tanggal 14 Maret 44SM mencatat salah satu pengkhianatan terbesar di dalam sejarah manusia. Pada hari itu, Julius Caesar Sang Kaisar Romawi, dibunuh oleh beberapa anggota senat yang dipimpin oleh Marcus Junius Brutus. Brutus, seorang yang dianggap dekat dan sekutu Julius Caesar, justru menjadi dalang dari pembunuhan tersebut. Julius Caesar menjadi korban konspirasi pengkhianatan sahabatnya.

Beberapa puluh tahun kemudian, Tuhan Yesus memasuki kota Yerusalem bak seorang raja yang disambut secara luar biasa oleh orang-orang Yahudi. Ayat 13 mencatat: mereka mengambil daun-daun palem, dan pergi menyongsong Dia sambil berseru-seru: “Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel!” Inilah penyambutan terhadap Sang Mesias, Raja yang hadir ke dalam dunia.

Ironisnya, cerita selanjutnya bukanlah sebuah cerita kesuksesan. Cerita selanjutnya justru sebuah tragedi dimana Yesus Kristus yang disambut bak raja harus mati disalibkan bak seorang pemberontak jahanam. Kristus yang tak berdosa, disalibkan karena pengkhianatan dari orang-orang yang Dia kasihi dan layani. Fakta membuktikan bahwa ketika orang-orang Yahudi tersebut diminta memilih antara Kristus dan Barabas, seorang penjahat besar, mereka tetap berteriak, “Ia (Yesus) harus disalibkan!” (Mat. 27:22-23).

Tampaknya ini adalah cerita kegagalan seorang pemimpin besar. Namun, skenario sesungguhnya bukanlah cerita kesuksesan Tuhan Yesus menjadi raja, melainkan cerita keselamatan yang dilakukan oleh seorang Juruselamat untuk menebus manusia berdosa. Skenario Allah tetap menaikkan Tuhan Yesus ke atas kayu salib, melalui pengkhianatan, demi menebus dan mengampuni mereka yang mengkhianati Dia. Karena itu, ucapan pertama Tuhan Yesus ketika naik ke atas kayu salib adalah “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” (Luk. 23:34).

Saudaraku yang terkasih, Kristus rela dikhianati dan disalibkan demi menjadi penebus bagi kita semua. Kita seharusnya binasa karena dosa, tetapi justru menerima kasih karunia-Nya melalui pengorbankan diri-Nya. Karena itu, terus ingat pengorbanan-Nya yang besar dan camkan di hati, kita bebas dari maut karena ada Seorang Raja yang menggantikan kita.


Refleksi Diri:

  • Bagaimana cerita keselamatan yang dilakukan Tuhan Yesus ini memberikan dampak di dalam kehidupan Anda?
  • Apa yang ingin Anda persembahkan kepada Raja yang seharusnya ditinggikan, tetapi justru merelakan diri-Nya mati disalibkan bagi Anda?