Bagikan artikel ini :

Hari Tuhan

Zefanya 1:14-18

Sesungguhnya, takut akan Tuhan, itulah hikmat, dan menjauhi kejahatan itulah akal budi.”
- Ayub 28:28b

Saya yakin bahwa tidak ada seorang pun yang akan menjadikan ayat bacaan hari ini sebagai ayat favoritnya. Bagaimana tidak? Ayat ini tidak hanya menampilkan sisi Tuhan yang jarang kita kenal, yakni murka-Nya, tetapi juga menggunakan gambaran yang begitu brutal dan menjijikkan (ay. 17). Ancaman yang diberikan pun sangat keras. Begitu mengerikannya pembalasan Tuhan, sampai-sampai pahlawan pun akan menangis (ay. 14) dan orang yang paling kaya sekalipun tidak akan dapat menyelamatkan nyawanya (ay. 18).

Tetapi hal yang paling mengerikan adalah ancaman ini tidak ditujukan kepada bangsa-bangsa penyembah berhala, melainkan kepada umat Tuhan sendiri, yakni Kerajaan Yehuda. Di dalam doktrin yang dipegang oleh umat Tuhan, “Hari TUHAN” adalah hari pembalasan Tuhan kepada musuh-musuhnya (Yer. 46:10). Jadi, di tengah keadaan dimana Kerajaan Yehuda dikelilingi banyak bangsa asing yang memusuhi mereka, “Hari TUHAN” adalah hari yang mereka tunggu. Harapan mereka tentunya Tuhan akan berpihak kepada mereka, bukan? Tentunya Tuhan akan menghabisi bangsa-bangsa lain selain Yehuda, bukan? Tentunya Tuhan akan menjadikan Yehuda sebagai negara adikuasa seperti pada zaman Salomo, bukan?

Jawabannya adalah TIDAK!

Di dalam bagian yang baru saja kita baca, Tuhan justru mengatakan bahwa hari pembalasan tersebut juga akan datang menimpa umat-Nya. Mengapa? Karena umat-Nya sendiri, dalam hal ini Kerajaan Yehuda, juga adalah musuh Tuhan! Bagaimana tidak? Di renungan-renungan sebelumnya, kita telah membaca bagaimana orang-orang Yehuda mendua hati dengan ilah lain, ikut-ikutan cara hidup bangsa lain, melakukan berbagai ketidakadilan kepada sesama manusia, dan mengabaikan Tuhan. Di dalam dosanya, mereka meletakkan diri sebagai lawan Tuhan. Inilah sebabnya Tuhan pun akan menghukum mereka di dalam murka-Nya.

Pesan-pesan seperti ini bukanlah pesan yang kita ingin dengar. Kita lebih ingin mendengar pesan bahwa Allah ada di pihak kita dan membela kita, dan bahwa Dia akan menghukum orang-orang yang kita anggap menjahati kita. Namun, bagian ini menjadi teguran keras bagi kita untuk mawas diri (self-aware). Bukan tidak mungkin bahwa kita-lah pihak yang berdosa. Tuhan adalah Allah yang penuh kasih, namun ingat bahwa Dia adalah Hakim yang Mahaadil di atas seluruh alam semesta.

Refleksi Diri:

  • Adakah orang-orang yang selama ini Anda salahkan atau Anda anggap telah menjahati Anda?
  • Apakah mungkin Anda juga pernah memiliki andil dalam konflik yang Anda alami? Mintakan Yesus untuk menjaga hati Anda tetap mawas diri.