Bagikan artikel ini :

Kita Bukan Pemilik

1 Tawarikh 29:10-15

Sebab siapakah aku ini dan siapakah bangsaku, sehingga kami mampu memberikan persembahan sukarela seperti ini? Sebab dari pada-Mulah segala-galanya dan dari tangan-Mu sendirilah persembahan yang kami berikan kepada-Mu.
- 1 Tawarikh 29:14

Apakah Anda pernah mendengar orang berkata, “Uang-uang gue, terserah gue dong mau dipake apa aja”? Apakah Anda setuju dengan orang yang berpandangan demikian? Terkadang keengganan orang untuk memberi karena merasa segala sesuatu kepunyaannya adalah hasil kerja kerasnya dan patut dinikmati oleh dirinya sendiri. Ia merasa yang paling berhak untuk menentukan bagaimana uangnya mau dipakai. Tentu saja ini sah-sah saja. Ia bebas melakukan apa saja dengan hartanya, termasuk mau memberikan atau tidak kepada orang lain. Tidak ada seorang pun yang berhak memberitahu apa yang harus ia lakukan dengan hartanya karena semua hartanya milik dirinya.

Namun, mari melihat apa yang dikatakan firman Tuhan, “Sesungguhnya, TUHAN, Allahmulah yang empunya langit, bahkan langit yang mengatasi segala langit, dan bumi dengan segala isinya.” (Ul. 10:14). “TUHANlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya.” (Mzm. 24:1). Ternyata segala sesuatu yang ada, semua yang kita hasilkan, pada dasarnya adalah milik Tuhan. Bahkan Daud sendiri setelah ia dan orang Israel mempersembahkan jumlah yang fantastis untuk pembangunan bait Allah, berkata demikian, “Sebab siapakah aku ini dan siapakah bangsaku, sehingga kami mampu memberikan persembahan sukarela seperti ini? Sebab dari pada-Mulah segala-galanya dan dari tangan-Mu sendirilah persembahan yang kami berikan kepada-Mu.” (1Taw. 29:14). Sebuah pengakuan bahwa segala-galanya adalah milik Tuhan. Daud tidak berkata sebagian miliknya dan sebagian lagi milik Tuhan, melainkan berkata segala-galanya adalah dari Tuhan.

Sadarilah, semua yang kita miliki akan sia-sia tanpa Kristus menebus dan menyelamatkan kita. Kristus sudah memberikan segala-galanya untuk kita, yaitu hidup-Nya, maka selayaknya kita melihat segalanya adalah pemberian Tuhan dan menggunakannya menurut kehendak Sang Pemilik sesungguhnya. Seorang penulis berkata demikian, “Sampai kita benar-benar memahami bahwa Tuhan adalah pemilik dan kita hanyalah pengelola aset-aset-Nya, kita tidak akan menjadi pemberi yang murah hati.” Sudahkah kita bertanya apa yang Dia ingin kita lakukan dengan uang dan harta benda-Nya? Pemberian bukan sekadar memberi, tetapi merupakan pengakuan kita akan kepemilikan Tuhan atas segala sesuatu.


Refleksi Diri:

  • Mengapa Anda harus memandang semua yang dimiliki adalah pemberian Allah?
  • Apa yang Tuhan berikan kepada Anda sampai hari ini? Siapa orang yang mau Anda bantu dengan apa yang sudah Tuhan berikan?