Bagikan artikel ini :

Pembalasan adalah hak Tuhan

Roma 12:9-21

Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan.
- Roma 12:19

“Ada beberapa kata yang kupendam, walaupun sebenarnya ingin sekali kuucapkan. Bibirku sampai bergetar menahan supaya kata-kata itu tidak keluar. Aku ingin membalas namun firman ini terus kuingat, “Pembalasan itu adalah hak-Ku...” Mungkin itu sebagian pikiran yang terbersit saat kita kesal dan ingin membalas seseorang.

Suatu ketika, saya melihat berita tukang copet yang tertangkap lalu digebuki sampai mati. Tukang copet itu jahat dan massa yang gebuki juga jahat (karena sampai nyawa orang melayang). Kalau anak tukang copet tersebut ada di situ dan merekam wajah orang-orang yang gebuki ayahnya, anak itu nantinya juga akan balas gebuki mereka sampai mati. Mau berapa banyak jiwa melayang dan kapan selesainya balas-membalas ini?

Paulus menasihati jemaat Roma agar meneladani Kristus yang tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, melainkan tetap berbuat baik dan mengasihi umat yang berkhianat dan berbuat jahat terhadap-Nya. Saling membalas adalah kecenderungan orang berdosa. Membawa perkara kita kepada Tuhan dan tidak mau membalas adalah sifat manusia yang sudah diperbarui oleh Kristus.

Kenapa Tuhan tidak mengizinkan membalas? Anda dan saya tidak diizinkan membalas karena pembalasan adalah hak Tuhan. Ketika kita membalas berarti kita telah mengambil hak Tuhan. Dengan membalas yang jahat dengan yang jahat, kita juga sama jahatnya dengan orang tersebut.

Meskipun banyak orang yang sudah keterlaluan dan kelewatan, camkan dalam hati. Gusti Ora Sare. Tuhan tidak tidur. “Tuhan memang ngga pernah tidur, tapi mungkin Tuhan sedang sibuk urus umat-Nya di belahan bumi sana. Sebab kok lama belum dibalas juga orang itu, ya? Aku udah ngga sabar nih, ingin rasanya kuhajar supaya dia tidak kurang ajar.”

Waktu kita bukanlah waktu Tuhan. Ukuran kesabaran kita tidak sama dengan ukuran Tuhan. Belajar yakini dan serahkan kepada Tuhan. Biarlah Tuhan yang bertindak karena Dia punya cara dan waktu sendiri untuk menangani semua ketidak-adilan yang terjadi. Tuhan Yesus Mahaadil, Dia tahu yang terbaik buat kita semua.

Refleksi Diri:

  • Adakah rasa kesal dan dendam yang Anda simpan dalam hati yang ingin Anda balaskan terhadap seseorang?
  • Sudahkah Anda menyerahkan keinginan membalas itu kepada Tuhan Yesus yang akan bertindak dengan adil?