Bagikan artikel ini :

Perhentian Dari Tuhan

Keluaran 35:1-3

Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat
- Keluaran 20:8

Ketika membicarakan hari perhentian untuk beribadah atau Sabat, kita bisa merenungkan beberapa pertanyaan ini: apakah makna hari Sabat? Apakah masih penting bagi Anda beribadah di hari Sabat? Apakah Anda beribadah ke gereja atau secara daring saat ini? Sayang sekali jika orang Kristen beribadah di hari Sabat hanya sesekali atau kalau sempat saja.

Keluaran 35 bukanlah yang pertama membahas tentang hari Sabat, sebelumnya Tuhan sudah beberapa kali menyampaikannya (Kel. 20:9-11; 23:12; 31:12-17; 34:21). Perintah Sabat kepada orang Israel bukan semata-mata karena mereka perlu beristirahat, tetapi dasarnya adalah tentang karya penyelamatan Allah atas umat-Nya. Sepuluh perintah Allah diberikan juga atas dasar penyelamatan dari Tuhan. Lebih jelas lagi bisa dilihat dalam Ulangan 5:15, “Sebab haruslah kauingat, bahwa engkaupun dahulu budak di tanah Mesir dan engkau dibawa keluar dari sana oleh TUHAN, Allahmu dengan tangan yang kuat dan lengan yang teracung; itulah sebabnya TUHAN, Allahmu, memerintahkan engkau merayakan hari Sabat.” Orang Israel harus mengkhususkan hari Sabat karena Allah sudah menyelamatkan mereka dan mereka senantiasa mengingat akan hal itu.

Enam hari cukup untuk melakukan segala pekerjaan dan kegiatan, satu hari untuk berhenti sangat masuk akal. Pengaturan ini ditetapkan supaya umat Israel bisa kembali fokus dalam hidupnya kepada Tuhan. Di sepanjang enam hari pasti banyak hal yang terjadi sehingga hari ketujuh adalah waktunya disetel kembali hidup dengan Tuhan. Tuhan bukan seperti mengadakan libur nasional, tetapi hari yang ditetapkan Tuhan adalah hari untuk beribadah kepada-Nya maka dikatakan sebagai hari perhentian penuh bagi Tuhan. Ini mengajarkan umat Israel untuk bergantung kepada Tuhan semata, bukan pada pekerjaannya.

Di Perjanjian Baru, kita melihat karya Kristus yang menyelamatkan manusia dari belenggu perbudakan dosa. Dia mati dan bangkit di hari ketiga. Hari kebangkitan-Nya adalah hari yang dipakai (hari pertama/hari Minggu, berbeda dengan di Perjanjian Lama hari Sabat/hari ketujuh/hari Sabtu) oleh jemaat mula-mula, dimana mereka bersekutu bersama- sama dan menyembah Tuhan (Kis. 20:7; 1Kor.16:2).

Setiap hari penting untuk dipersembahkan bagi Tuhan, tetapi kita juga harus mengkhususkan satu hari untuk beribadah bersama-sama saudara seiman, beribadah kepada Tuhan dan mengingat kembali karya keselamatan yang sudah dianugerahkan-Nya kepada kita.

Refleksi Diri:

  • Apa alasan utama Anda untuk beribadah di hari Minggu?
  • Bagaimana Anda membangun komitmen untuk rutin mengikuti ibadah setiap minggunya?