Bagikan artikel ini :

Saksi-saksi Iman: Yusuf

Ibrani 11:20; Kejadian 47:27-31

Beginilah berbicara satu sama lain orang-orang yang takut akan TUHAN: “TUHAN memperhatikan dan mendengarnya; sebuah kitab peringatan ditulis bagi orang- orang yang takut akan TUHAN dan bagi orang-orang yang menghormati nama-Nya.
- Maleakhi 3:16

Anda mungkin pernah mendengar kisah mengenai pil keabadian. Obat ini dicari oleh kaisar-kaisar Tiongkok yang tidak mau melepaskan jabatannya. Mereka ingin terus memerintah atau misalkan tidak bisa hidup selamanya, kaisar-kaisar ini ingin kejayaan mereka dikenang sepanjang masa.

Tidak demikian dengan Yusuf, mangkubumi di Mesir, orang kedua sesudah Firaun. Ia akan segera mati. Ia bisa saja, seperti kebanyakan pemimpin Mesir zaman itu, minta agar mayatnya dimumikan dengan baik agar nama dan jasa-jasanya tetap diingat sepanjang sejarah Mesir. Bisa saja ia menginginkan keturunannya tetap berada di Mesir, selama-lamanya menduduki tanah Gosyen. Bagaimanapun, ia adalah orang yang menyelamatkan Mesir bahkan seluruh dunia dari kelaparan hebat. Namun, Yusuf tahu bahwa segala sesuatu ada akhirnya. Tuhan sudah menetapkan bahwa suatu saat keturunan dan saudara-saudaranya akan pergi dari tanah Mesir.

Jadi, alih-alih meminta agar mayatnya dimumikan dan diabadikan di piramida-piramida Mesir, ia meminta agar tulang-tulangnya dibawa ke Kanaan (Kej. 50:25). Mungkin inilah salah satu alasan Firaun beberapa ratus tahun kemudian tidak mengenalnya (Kel. 1:8). Sampai masa kini pun, tidak ada catatan nama dan jasa Yusuf dalam catatan-catatan sejarah Mesir. Tidak ada penemuan arkeologi yang membuktikan kekuasaan Yusuf, selain beberapa teks Mesir mengenai orang-orang heqau khasut atau Hyksos—yang artinya, “pemimpin-pemimpin dari tanah asing” —yang pernah menduduki bagian timur Sungai Nil. Bukti definit mengenai jasa-jasa Yusuf hanya dapat ditemukan di Alkitab.

Banyak orang yang ingin jasa-jasanya tidak dilupakan, terlebih para pemimpin besar. Para mantan pemimpin terus-menerus mencampuri kepemimpinan yang baru dan membandingkan zamannya dengan zaman sekarang. Mereka ingin jasa-jasanya tetap diingat. Dari Yusuf kita belajar bagaimana, dalam imannya, ia tidak memusingkan apakah orang Mesir akan mengingat jasa-jasanya. Yang penting Tuhan ingat. Dan itulah yang Tuhan lakukan. Nama Yusuf tercatat di dalam Alkitab dan dikenal miliaran orang, jauh lebih daripada firaun- firaun Mesir.

Biarlah orang akan mengingat kesalahan kita dan melupakan kebaikan kita. Sebab kita punya Tuhan Yesus yang mengingat kebaikan kita dan melupakan pelanggaran kita.

Refleksi Diri:

  • Apakah Anda pernah kesal karena orang tidak mengingat kebaikan-kebaikan Anda di masa lalu?
  • Apakah Anda lebih suka mengingat-ingat kesalahan orang lain daripada kebaikan mereka?