Bagikan artikel ini :

Sekali untuk selamanya

Ibrani 10:10

Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus.
- Ibrani 10:10

Di dalam tradisi Yahudi, bangsa Israel memiliki lima macam korban, yaitu korban bakaran, korban sajian, korban keselamatan, korban penghapus dosa, dan korban penebus salah (Im. 1:1 - 6:7). Tujuan dari semua korban ini - secara khusus domba dan lembu yang disembelih - adalah untuk menebus umat Israel dari hukuman Allah akibat dosa mereka. Darah dan daging korban menjadi simbol pengganti dari nyawa manusia yang harus mati akibat hukuman atas dosa yang mereka lakukan.

Hanya saja, ternyata semua korban ini tidak membawa umat Israel hidup dalam kekudusan. Mereka mengorbankan korban-korban tersebut tetapi hidup mereka tetap dalam dosa. Karena itulah Allah tidak berkenan dengan segala korban mereka. Dalam Hosea 6:6, Allah berkata, “Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari pada korban-korban bakaran.” Penulis Ibrani pun menyatakan bahwa darah lembu jantan dan darah domba jantan tidak dapat menghapuskan dosa manusia (Ibr. 10:4). Artinya, upacara korban ini tidak menyelesaikan urusan dosa manusia.

Kristus Yesus hadir ke dalam dunia untuk menjadi korban penebus dosa manusia. Dia merelakan diri-Nya menjadi korban yang sempurna sekali untuk selamanya ketika tubuh disalibkan dan darahnya dicurahkan sebagai penebus bagi manusia yang berdosa (ay. 14). Bagi mereka yang percaya kepada Yesus akan beroleh hidup yang kekal karena dosanya sudah ditebus oleh darah Kristus sendiri. Dia rela mengorbankan diri-Nya untuk disalibkan demi memenuhi kehendak Bapa di Sorga, yaitu menyelamatkan manusia dari kebinasaan.

Saudaraku, jika kita mengingat kembali pengorbanan Kristus Yesus di atas kayu salib, maka kita sepatutnya menghargai pengorbanan-Nya tersebut. Kita selayaknya tidak menyia-nyiakan hidup yang Tuhan Yesus sudah berikan. Marilah kita hidup benar sebagai bukti kita bersyukur atas pengorbanan-Nya. Hendaklah kita juga rindu melayani Tuhan sebagai satu kesempatan bagi kita membalas segala kebaikan dan kasih-Nya kepada kita semua. Biarlah melalui pelayanan itu, kita semakin mengenal Allah yang telah rela mengorbankan Anak-Nya bagi setiap kita, manusia berdosa

Refleksi Diri:

  • Apakah Anda sadar akan nilai besar pengorbanan Yesus di kayu salib untuk menebus dosa manusia?
  • Bagaimana Anda akan membalas dan memaknai pengorbanan Yesus tersebut?