Bagikan artikel ini :

Tertindas itu baik

Mazmur 119:65-71

Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu.
- Mazmur 119:71

Apa enaknya tertindas? Mengapa pemazmur mengatakan tertindas itu baik? Mana ada orang yang mau tertindas. Sepertinya pemazmur terlalu absurd.
Sebelum Anda menghakimi pemazmur, ada baiknya kita baca ayat 67 perikop di atas, “Sebelum aku tertindas, aku menyimpang, tetapi sekarang aku berpegang pada janji-Mu.” Oh, itu rupanya alasannya. Penindasan atau penderitaan adalah alat di tangan Tuhan untuk membawa pemazmur kembali pada jalan kebenaran. Dulunya, ia menyimpang dari jalan yang Tuhan tetapkan. Akhirnya pemazmur mengalami penderitaan, yang membuatnya kembali ke jalan yang benar.
Sejarah menjadi bukti betapa banyak orang bertobat setelah mencapai titik terendah dalam hidupnya.

Tidak semua penderitaan diakibatkan dosa yang kita perbuat. Ada penderitaan yang diakibatkan oleh kejahatan orang lain. Yusuf adalah salah satu contohnya. Ia menderita karena iri hati kakak-kakaknya. Ayub adalah contoh lain bagaimana penderitaan disebabkan oleh Iblis. Ada pula penderitaan yang disebabkan oleh bencana alam atau pemerintah yang bobrok.
Apa pun atau siapa pun penyebabnya, penindasan atau penderitaan dapat menjadi cara Tuhan untuk mengajari kita ketetapan-ketetapan-Nya. Pelajaran kehidupan yang paling dalam justru didapat ketika seseorang berada dalam keadaan susah, bukan saat senang. Kesenangan seringkali membius kita. Pengkhotbah 7:4 mengatakan “Orang berhikmat senang berada di rumah duka, tetapi orang bodoh
senang berada di rumah tempat bersukaria.” Kedukaan mengajari kita lebih banyak pelajaran kehidupan daripada kesukaan. Kedukaan membuat diri lebih berhikmat ketika kita merenungi apa makna di balik penderitaan itu.

Apa pun kesusahan atau penindasan yang sedang Anda alami hari ini, janganlah membuat Anda marah atau menggerutu. Tinggalkan panas hati Anda.
Jauhkan keluh kesah. Jangan menuduh Allah tidak baik atau tidak adil, apalagi mengatakan Dia meninggalkan Anda. Yesus, Sang Gembala Agung selalu membimbing Anda. Dia mungkin melihat Anda sedang menyimpang dan berusaha mengembalikan Anda ke jalur yang benar sesuai kehendak-Nya.

Refleksi Diri:

  • Apa pelajaran yang Tuhan berikan kepada Anda melalui peristiwa penderitaan yang Anda alami?
  • Apakah Tuhan Yesus menghendaki Anda bertobat dari jalan yang salah?