Bagikan artikel ini :

Tradisi merayakan ulang tahun

Matius 15:1-11

Tetapi jawab Yesus kepada mereka: "Mengapa kamupun melanggar perintah Allah demi adat istiadat nenek moyangmu?" Matius 15:3

Di Alkitab, ada dua peristiwa yang mencantumkan perayaan hari lahir (ulang tahun), yaitu Kejadian 40:20 dan Markus 6:21 yang paralel dengan Matius 14:6. Yang merayakan adalah orang-orang jahat (Firaun dan Herodes). Akibatnya, sebagian orang menganggap bahwa memperingati/merayakan hari lahir itu mengikuti tradisi orang-orang jahat.

Memang jika ditelusuri sejarahnya, merayakan ulang tahun sebagian mengikuti cara-cara pagan, misalnya:

(1) Tradisi kue ulang tahun dimulai oleh orang Yunani yang membuat kue berbentuk bulat atau bulan (merepresentasikan bulan purnama) untuk kuil Artemis, Dewi Bulan.

(2) Menyalakan lilin pada kue dikatakan berasal dari Yunani yang menggunakan lilin yang menyala pada kue yang dipersembahkan untuk Artemis, dengan maksud membuatnya bersinar layaknya bulan.

(3) Kebiasaan mengucapkan "make a wish" sambil meniup lilin, mulanya sebagai cara mengirim sinyal atau doa kepada dewa. Meniup semua lilin dalam satu hembusan juga dianggap membawa keberuntungan.

Bolehkah orang Kristen merayakan ulang tahun? Menurut saya boleh, sepanjang tidak mengikuti cara-cara pagan dan tidak lupa mensyukurinya sebagai anugerah dari Tuhan Yesus Kristus, yang telah memberi kehidupan jasmani dan rohani. Jangan seperti Firaun dan Herodes mengadakan pesta yang tidak memuliakan Tuhan, bahkan sampai membunuh orang lain.

Allah tidak melarang manusia melakukan tradisi, sepanjang tradisi itu tidak mengikat manusia kepada penyembahan ilah-ilah selain Allah; sepanjang tradisi itu tidak ditempatkan lebih tinggi daripada nilai-nilai ajaran Tuhan. Semasa Yesus hidup di dunia, terkadang Dia mengikuti tradisi-tradisi yang berlaku di lingkungan-Nya, di antara orang-orang Yahudi.

Kekristenan bukanlah seperangkat kode etik, peraturan "boleh" atau "tidak boleh". Kekristenan adalah mengenai hubungan antara Allah dan manusia. Yesus membawa kita kepada Bapa, lalu mencurahkan Roh Kudus, sehingga kita menjadi ciptaan baru. Kehidupan kita dipakai sebagai penyampai pesan Allah, menjadi terang bagi sekeliling kita.

Jadi, bagaimana praktisnya? Pahamilah diri kita sendiri bahwa setiap hal yang kita lakukan: apakah kita sudah bertindak berlandaskan ajaran Kristus atau tidak? Apakah yang kita lakukan memuliakan Allah atau tidak? Janganlah sampai dalam merayakan ulang tahun dan menjalani tradisi, kita justru kedapatan berdosa oleh Tuhan.

Salam ulang tahun.

APA PUN TRADISI YANG ANDA LAKUKAN, PASTIKAN ITU TIDAK MELANGGAR PERINTAH TUHAN YESUS.