Bagikan artikel ini :

Tuhan Tak Pernah Ingkar Janji

Maleakhi 3:13-4:6

Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.
- 2 Petrus 3:9

Kata orang, merpati tak pernah ingkar janji. Entah peribahasa ini benar atau tidak, satu hal yang pasti adalah Tuhan tak pernah ingkar janji.

Keseluruhan Perjanjian Lama menceritakan mengenai bagaimana Tuhan yang penuh kasih setia tetap memegang perjanjian-Nya meski umat-Nya selalu ingkar janji. Perjanjian Lama sangat menekankan sifat Tuhan ini, yaitu kasih setia. Bahkan artifak yang terpenting di Perjanjian Lama, yaitu Tabut Perjanjian juga melambangkan kehadiran Tuhan. Kasih setia-Nya sungguh nyata dan teruji oleh waktu.

Bagian yang kita baca menutup seluruh kisah Perjanjian Lama. Terlepas bagaimana Tuhan dengan keras menghukum umat-Nya karena kebebalan mereka, Dia tetap sabar terhadap mereka dan tidak pernah meninggalkan mereka. Umat-Nya-lah yang sering kali lupa akan hal tersebut. Itulah mengapa Tuhan memerintahkan umat-Nya untuk mengingat kembali Taurat yang Dia berikan kepada Musa (4:4), yaitu saat dimana Tuhan sendiri akan datang di tengah-tengah mereka dan menggenapi janji-Nya yang segera tiba, dan umat-Nya harus mempersiapkan diri untuk hari tersebut. Sayangnya, kita tahu melalui keempat kitab Injil bahwa lagi-lagi orang Israel masih saja bebal. Padahal, Tuhan Yesus sendiri yang datang ke tengah-tengah mereka.

Allah kita adalah Allah yang tidak pernah ingkar janji. Kita, umat-Nya, yang sering kali ingkar. Mungkin tidak secara langsung kepada Tuhan tetapi kepada orang lain. Dalam kasus-kasus yang besar seperti melanggar kontrak atau melupakan perjanjian, motivasinya adalah keinginan jahat. Namun, yang sering terjadi adalah dalam kehidupan sehari-hari dan lebih berbahaya bagi relasi pribadi kita dengan orang lain adalah janji-janji yang kita anggap remeh-temeh. Pergi makan malam dengan istri atau suami, mengajak anak jalan-jalan, membantu rekan kerja, pelayanan di gereja, dan lain sebagainya. Yah, mungkin Anda merasa Anda jauh lebih penting daripada hal-hal remeh ini. Namun, marilah kita belajar dari Tuhan yang tak pernah ingkar janji. Kita manusia adalah debu. Bagaimana jadinya kalau Tuhan mengingkari janji-Nya karena menganggap kita remeh?

Refleksi diri:

  • Apakah dalam waktu dekat ini Anda punya janji yang Anda lalai untuk tepati karena menganggapnya remeh?
  • Apa bukti yang pernah Anda alami bahwa Tuhan itu tak pernah ingkar janji dan kasih setia-Nya selalu nyata?