Bagikan artikel ini :

Ucapan Bahagia (2) ‒ Berdukacita Tapi Berbahagia

Matius 5:1-12

"Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur." Matius 5:4

Ucapan Yesus yang kedua adalah berbahagialah orang yang berdukacita. Kalimat ini kembali mengajarkan pandangan yang bertentangan dengan konsep dunia. Secara umum, manusia sebisa mungkin menghindari duka. Dukacita menyebabkan seseorang berada di dalam naungan kesedihan dan penderitaan. Kata pentheo (berdukacita) yang digunakan Yesus bukanlah pengertian dukacita yang dipahami dunia tetapi di dalam konteks Kerajaan Allah. Dukacita yang disebabkan karena kesadaran akan keberdosaan dirinya. Suatu penyesalan karena dirinya telah terbukti bersalah dan telah mengecewakan Tuhan.

Mengapa Yesus mengatakan orang yang berdukacita akan berbahagia? Karena mereka akan dihibur. Bagi orang yang datang tersungkur di hadapan Tuhan, mengakui dosa-dosanya, Roh Kudus akan menyingkirkan rasa bersalah yang membebani hati nuraninya. Penghiburan terbesar dialami karena darah Kristus telah mengampuni dosa-dosa yang kita perbuat.

Di dalam sejarah kekristenan tercatat seorang bapak gereja bernama, Agustinus. Di masa mudanya, ia hidup menikmati kebahagiaan semu. Agustinus muda mengabaikan nasihat ibunya mengenai firman Tuhan. Ia memilih hidup di dalam pesta pora dan bergelimang dosa. Di usia 19 tahun, ia memiliki anak hasil hubungan luar nikah. Ia terus hidup di dalam kebobrokan moral. Namun di usia 31 tahun, kebahagiaan semu Agustinus diubahkan Tuhan saat mengalami dukacita atas dosa-dosanya. Suatu hari, mendengar suara anak-anak bernyanyi, “Ambillah dan bacalah,” ia mengambil Alkitab, lalu membuka secara acak dan mendapati Roma 13:13-14. Saat itu, Roh Kudus menerangi hatinya, ia ditegur dan disadarkan oleh firman Tuhan. Agustinus menyesali dosa-dosanya dan mendapatkan kelepasan. Di titik itu ia mengalami pertobatan dan sukacita. Hidupnya berubah semenjak itu. Ia menjadi orang yang mencintai firman Tuhan dan sejarah mencatat ia mengabdikan hidupnya bagi Tuhan.

Dukacita tidak selalu membawa penderitaan. Dukacita akibat kesadaran akan adanya dosa dapat membawa kebahagiaan karena ketika kita tersungkur mengakuinya di hadapan Tuhan, Dia akan memberikan kelegaan kepada setiap kita. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang tak luput dari kesalahan. Mari kita koreksi diri kita, apakah masih ada dosa yang tersimpan di hati Anda? Bila ada, akui dan sesalilah di hadapan-Nya, percayalah Tuhan Yesus akan mengampuni dosa-dosa Anda (1Yoh. 1:9).

BERDUKACITA DI HADAPAN TUHAN ADALAH MENGAKUI KEBERDOSAAN ANDA, PERCAYA YESUS AKAN MENGAMPUNI DAN MEMBERI KEBAHAGIAAN KEKAL.