Bagikan artikel ini :

Jesus : The Radical? (Yesus : Pemimpin Yang Radikal?)

Markus 9:43-48

EKSPRESI PRIBADI

Di dalam sebuah artikel yang berjudul : “5 Hal yang Harus Dilakukan Agar Tanaman Cepat Berbuah,” tips pertama yang disampaikan adalah “memangkas ranting atau cabang tanaman yang tidak produktif." Dengan pemangkasan ini diharapkan pertumbuhan tanaman tidak terhambat dan akan memunculkan ranting-ranting yang baru sehingga produktifitas bunga dan buah semakin cepat dan bertambah banyak. Di dalam kehidupan rohani kita pun demikian. Kita diharapkan dapat membuang segala hal di dalam kehidupan rohani kita yang dapat menghambat pertumbuhan rohani kita. Diskusikan: apa saja hal-hal yang kita buang supaya kita lebih cepat bertumbuh secara rohani?

EKSPLORASI FIRMAN

Jika kita membaca Markus 9:43-38 ini, tampaknya Tuhan Yesus sangat ekstrim dan radikal sekali. Bagaimana mungkin Tuhan Yesus yang penuh kasih bisa mengajarkan cara ekstrim dan radikal supaya para muridNya “memotong (memenggal) tangan dan kaki serta mencungkil mata” untuk diselamatkan? Apakah benar maksud Tuhan Yesus secara hurufiah dan kita harus memotong tangan, kaki dan mencungkil mata kita supaya kita diselamatkan?

Di dalam Markus 9:43-48 ini, sebenarnya Tuhan Yesus bicara tentang siapa yang menyesatkan, maka akan ada hukuman atasnya. Di dalam ayat 42, Tuhan Yesus berkata: “Barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil yang percaya ini, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia dibuang ke dalam laut.” Dengan jelas Tuhan Yesus menyatakan bahwa siapa yang menyesatkan anak-anak ini, akan dihukum dengan cara yang tragis yaitu di buang ke dalam laut dengan leher yang diikat dengan batu kilangan yang sangat berat.

Demikian pula di dalam kehidupan kita sebagai orang percaya, jika ada hal-hal yang menyesatkan kehidupan kita, maka kita harus “memenggalnya” supaya kita bisa diselamatkan. Tentu dalam hal ini bukanlah secara hurufiah dan kita memenggal tangan kita yang mencuri, kaki kita menendang orang atau mata kita yang melihat hal-hal yang tidak benar. Tetapi dalam hal ini, tentu Tuhan Yesus menekankan bahwa sebagai orang-orang percaya kita harus menjadi anak-anak yang terus berubah dan membuang segala hal yang jahat. Hal yang sama juga disampaikan oleh Rasul: “Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi…” (Kol. 3:5a); “Karena itu buanglah dusta dan berkata benar..” (Ef. 4:25a), “yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan” (Ef. 4:22). Kita diminta untuk memenggal, mematikan, membuang dan menanggalkan segala hal dari kehidupan lama kita menyesatkan dan membawa hidup kita di dalam dosa.

Mengapa demikian? Karena orang-orang yang tidak menyadari dosa-dosanya dan tidak mau bertobat di dalam kehidupan yang baru, sudah tersedia tempat yang mengerikan di mana “ulatnya tidak akan mati dan apinya tidak akan padam” (Mrk. 9:44, 46, 48; lihat juga Yes. 66:24). Hal ini menggambarkan betapa berat siksaan yang dialami dan roh kita tidak akan mengalami kematian dan terus-menerus akan mengalami siksaan seperti gambaran jika ulat ada di dalam tubuh terus berkembang biak dan juga merasakan panas dari api (neraka) yang tidak pernah padam.

Karena itu, Tuhan Yesus sangat menekankan penting hidup yang mau berubah dan serius terhadap segala hal yang berdosa dan menyesatkan. Dalam hal ini, kita diminta: pertama, memikirkan kekekalan jauh lebih penting dari hidup di dalam dunia. Jangan sampai apa yang kita dilakukan di dalam dunia—yang hanya membawa kesenangan dan kenikmatan sementara—membawa kepada kebinasaan kekal yang tidak pernah berakhir. Hidup ini harus benar-benar mencari kebenaran dan kekudusan sehingga kita bisa menjadi umatNya yang kudus dan bisa bersama dengan Allah di surga yang mulia.

Kedua, hidup harus menjadi saksi dan bukan batu sandungan. Sebagai garam dan terang dunia, kita harus menjadi saksi yang hidup. Jangan sampai, sebagai orang-orang percaya, kita masih menjadi batu sandungan, yang membuat orang jauh dari Tuhan karena perbuatan kita yang jahat dan berdosa. Justru kita harus “menanggalkan” manusia lama kita dan “mengenakan” manusia baru di mana hidup kita dapat menjadi kesaksian dan menjadi anak terang yang sesungguhnya. Karena Tuhan Yesus sendiri menyatakan di dalam ayat 50 : “Garam memang baik, tetapi jika garam menjadi hambar, dengan apakah kamu mengasinkannya? Hendaklah kamu selalu mempunyai garam dalam dirimu dan selalu hidup berdamai yang seorang dengan yang lain.” Kita harus menjaga “tingkat keasinan” kita supaya kita tetap menjadi garam dunia yang bermanfaat bagi dunia yang berdosa ini. (SO)

APLIKASI KEHIDUPAN

Pendalaman

Apa saja yang menyesatkan Anda dan harus Anda tanggalkan?

Penerapan

Di dalam kehidupan sehari-hari yang Anda jalani, apakah sudah menjadi garam dan terang dunia ataukah justru menjadi batu sandungan bagi orang lain? Berikan contohnya.

SALING MENDOAKAN

Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.