Bagikan artikel ini :

Melawan lupa (total recall)

Mazmur 77:12-21; 103:2

EKSPRESI PRIBADI

Dalam bukunya "A Grief Observed", C. S. Lewis menuliskan pengalaman krisis imannya ketika menghadapi kematian istrinya (Helen Joy Davidman) yang baru tiga tahun dinikahinya, akibat kanker. Dalam buku tersebut Lewis sangat terbuka dan terang-terangan membahas isu-isu kematian, pernikahan dan iman ketika ia baru kehilangan orang yang dicintainya. Ia sangat berdukacita dan kehilangan sukacita. Ia bertahan hidup dari malam-malam penuh mimpi buruk. Katanya, "Hanya taruhan sebesar itulah (kematian istri) yang bisa menggoncangkan iman seseorang - atau seseorang seperti aku - keluar dari pemikiran verbalnya dan khayalannya." Di tengah kedukaan dan penderitaan ia berseru kepada Tuhan, namun Tuhan seolah tidak menjawabnya. Ini adalah catatan harian yang jujur dari seorang hamba Tuhan yang meragukan imannya, namun akhirnya ia menyadari keadaannya dan kembali kepada Tuhan. Bagaimana sikap Anda ketika menghadapi kesulitan dan penderitaan hidup?

EKSPLORASI FIRMAN

Mazmur 77 ini ditulis oleh Asaf dengan tema: Penghiburan ditengah kesukaran dengan mengingat pertolongan Allah dimasa lampau. Pemazmur di ayat 1-11, menyampaikan seruannya secara individu untuk mewakili seruan umat Israel yang sedang dalam penderitaan. Salah seorang rabi Yahudi pernah berkata bahwa Mazmur ini ditulis dalam dialek orang-orang tawanan dan oleh sebab itu menurut sebagian penafsir, Mazmur ini ditulis di masa pembuangan di Babel. Hal ini yang membuat Asaf bersusah hati ketika menyaksikan umat pilihan Allah diperlakukan tidak manusiawi oleh bangsa kafir. Kemudian ia berseru atau berdoa dengan suara nyaring kepada Allah, memohon pertolongan bagi umat-Nya, tetapi belum beroleh jawaban. Hal ini membuatnya tergoda untuk tidak lagi percaya dan mengharapkan pertolongan Allah. Dalam kesenyapan pergumulannya ini, Pemazmur bertanya: "Sudah lenyapkah untuk seterusnya kasih setia-Nya... Sudah lupakah Allah menaruh kasihan?" (ay 9-10). Pemazmur memilih berkata tidak terhadap pertanyaan di atas dan tetap memercayai Allah. Akhirnya dia menang dalam pergumulan iman dan beroleh penghiburan. Apa yang membuat Pemazmur tetap memiliki pengharapan dan penghiburan ditengah-tengah kesukaran dan penderitaan?

Pertama, Ia Mengingat Perbuatan-Perbuatan Allah Di masa Lampau.

Ayat 12-13, "Aku hendak mengingat perbuatan-perbuatan TUHAN, ya, aku hendak mengingat keajaiban-keajaiban-Mu dari zaman purbakala…." Pemazmur mengajak kita untuk mengingat dan merenungkan kembali apa yang Allah sudah kerjakan dalam sejarah bangsa Israel mulai dari masa perbudakan di Mesir sampai masa pemerintahan Raja Daud (ay. 6). Ia merenungkan keajaiban (mukjizat) dan kasih Allah menolong bangsa Israel menyeberangi laut Teberau. Peristiwa besar itu disebutkan berkali-kali di Perjanjian Lama (Kel. 14:21-22; Yos. 24:6; Neh. 9:9; Mzm. 74:13; 106:9; 136:13-15). Terus diceritakan dari generasi ke generasi umat Israel supaya mereka selalu ingat akan kasih karunia Allah dan tidak mengulang kesalahan yang sama seperti nenek moyang mereka lakukan. Mungkin Anda pernah atau sedang mengalami pergumulan yang berat saat ini. Ketika Anda berdoa dan tidak dapat melihat pertolongan Allah dengan segera, ingatlah akan pertolongan-Nya dimasa lampau. Jangan terpaku dalam situasi itu! Datang dan berserulah sungguh-sungguh kepada Allah, karena Dia tidak pernah berubah kasih dan kuasaNya dari dahulu, sekarang dan sampai selama-lamanya (Ibr 13:8). Ketika Allah diam atau belum mengabulkan permohonan doa Anda, itu bukan berarti Dia tidak lagi peduli. Ketika Dia diam bukan tanpa alasan dan yang pasti rancangan-Nya selalu mendatangkan kebaikan bagi Anda (Rm. 8:28).

Kedua, Ia Percaya Kepada Allah Dengan Segenap Hati.

Dalam menghadapi kesukaran, Pemazmur tidak hanya ingat akan karya-karya agung yang Allah lakukan, tetapi di ayat 14-15 dia juga mengingat siapakah Allah yang dia percayai. Pemazmur menyatakan imannya kepada Allah bahwa tidak ada ilah lain yang sebanding dengan Allah Israel. "Allah manakah yang begitu besar seperti Allah kami? Engkaulah Allah yang melakukan keajaiban; Engkau telah menyatakan kuasa-Mu di antara bangsa-bangsa." Pemazmur percaya kepada Allah yang Mahabesar dan Mahakuasa, yang telah membawa bangsa Israel keluar dari Mesir (ay. 16). Dia membelah Laut Teberau di hadapan umat Israel sehingga mereka dapat berjalan ditanah yang kering melewati lautan (ay. 17). Dia membinasakan orang-orang Mesir dan menenggelamkan para prajurit Firaun di lautan (ay. 18). Dia membawa umat Israel di bawah bimbingan dan perlindunganNya sendiri dipadang gurun dengan tiang awan pada siang hari dan tiang api di malam hari, serta memberikan air dan makanan yang cukup (ayat 21). Setelah merenungkan karya Allah dimasa lalu dan menaruh imannya di dalam Allah, kini Pemazmur dapat merasakan kelegaan, damai sejahtera dan sukacita. Seketika ketakutan dan kekuatirannya lenyap, berganti dengan keberanian dan pengharapan akan masa depan yang cerah (Yer. 29:11). Ia mau makan dan mukanya tidak muram lagi. Pada saat Anda menghadapi masa-masa yang sulit, pencobaan dan ujian menerpa hidup Anda, tetaplah memercayai Allah, sekalipun jejak pertolongan-Nya belum terlihat oleh mata jasmani. Kiranya dengan mata rohani Anda tetap memandang dan percaya kepada-Nya. Allah dapat dipercaya dan tidak pernah berubah kasih setia-Nya. Datanglah kepadaNya di melalui doa, pujian dan penyembahan serta renungkanlah firman-Nya. Tuhan Yesus berkata, "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu" (Mat 11:28).[SL]

APLIKASI KEHIDUPAN

(PROFIL MURID : KRISTUS, KARAKTER, KOMUNITAS, KELUARGA & KESAKSIAN)

Pendalaman

Ketika Pemazmur mengalami kegamangan dalam pergumulan imannya dengan Allah, apa yang membuatnya tetap bisa bertahan di tengah kesulitan dan penderitaan hidup?

Penerapan

Langkah konkrit apa yang dapat Anda lakukan untuk tetap memiliki pengharapan sekalipun ditengah-tengah permasalahan dan kesulitan?

SALING MENDOAKAN

Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.