Bagikan artikel ini :

Misi dan inisiatif Ilahi

Pekerjaan misi tidak dimulai oleh manusia, tetapi Allah sendiri. Jauh sebelum para misionaris menginjakkan kaki mereka di pelosok-pelosok dunia yang terpencil sekalipun, Tuhan telah mendahului mereka hadir di sana. Bahkan inisiatif ilahi bagi misi penyelamatan manusia berdosa harus ditarik mundur sampai kepada kekekalan.Sebelum dunia dijadikan Allah,sesuai dengan kehendak kerelaanNya, telah memilih mereka yang akan diselamatkan (Ef.1:4-5) dan menetapkan Kristus sebagaisatu-satunya pengantara antara Allah dan manusia (1Ti.2:5).Ketika genap waktuNya, Ia mengutus Anak-Nya ke dunia untuk melaksanakan rancangan keselamatan-Nya (Yoh.3:16). Ketika genap waktu-Nya pula, Ia mencurahkan Roh Kudus (Kisah 2:1-4) dan mengutus murid-murid-Nya untuk memberitakan Injil sampai ke ujung bumi (Mat.28:19-20).

Diantara rancangan dan pelaksanaan rencana keselamatan adalah masa persiapan, yakni masa antara kejatuhan dan inkarnasi Yesus Kristus, dan masa sebelum Injil tiba di suatu tempat ataupun bangsa. Masa-masa ini tidaklah vakum, karena Allah tidak pernah membiarkan manusia hidup tanpa saksi-saksi-Nya (Kis.14:17). Dengan kata lain tidak ada manusia berdosa yang dapat berdalih dan berkata bahwa mereka tidak pernah memiliki wahyu Allah dalam hidup mereka (Ro.1:20). Masa penantian adalah masa persiapan. Allah menyiapkan manusia untuk menerima InjilNya. Sebelum wahyu khusus (special revelation) dan anugerah khusus (special grace) tiba, Allah telah melawat manusia berdosa dan mempersiapkan mereka dengan wahyu umum (general revelation) dan anugerah umum (common grace).

Wahyu umum dicurahkan Allah bagi semua manusia secara umum. Wahyu umum disebut umum juga karena Allah menyatakan diri-Nya lewat media yang alami. Allah berbicara kepada manusia lewat alam semesta, sejarah manusia, dan nurani manusia. “Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya” (Mzm 19:2). Sekalipun Injil belum tiba, namun manusia tidak dapat berdalih bahwa mereka tidak mengenal-Nya, karena “kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan” (Ro.1:20). Tuhan juga berbicara di dalam hati nurani manusia. Menurut John Calvin, adanya kesadaran akan Allah di dalam hati manusia (sensus divinitatis) tidak dapat disangkal. Tidak ada bangsayang tidak mengenal adanya Allah,sebiadab dan sekasar apapun mereka.Maka agama bersifat universal.

Seiring dengan wahyu umum, Allah juga mencurahkan anugerah umum-Nya.Anugerah umum tidak menghapus dosa, tetapi hanya menahan efek dosa, sehingga hidup manusia tidak terpuruksedalam-dalamnya. Dengan demikian sekalipun dosa telah merambah ke setiap aspek hidup manusia, manusia masih dapat hidup dalam kondisi dan situasi yang relatif baik dan bermoral. Manusia sekalipun berdosa masih mampu mengembangkan etika, budaya, dan teknologi untuk memajukan kebaikan, kesejahteraan, dan keadilan secara umum. Ini dimungkinkan oleh anugerah umum Allah yang menahan efek dosa sehingga gambar dan rupa Allah dalam diri manusia tetap dapat berfungsi dan berkembang sekalipun tidak maksimal.

Baik wahyu umum maupun anugerah umum tidak menyelamatkan dari dosa mereka. Namun Allah memberikan keduanya untuk mempersiapkan tibanya wahyu khusus dan anugerah khusus di dalam Yesus Kristus. Wahyu umum diberikan agar manusia “mencari Dia dan mudah-mudahan menjamah dan menemukan Dia” (Kis. 17:27). Namun karena dibutakan dosa, terang wahyu umum tidaklah cukup. Maka terang wahyu khusus, yakni Injil Yesus Kristus, harus diberitakan. Demikian halnya dengan anugerah Allah. Anugerah umum mempersiapkan kedatangan dan menyokonganugerah khusus. Tanpa anugerah umum, tanpa kebaikan secara umum, orang-orang pilihan tidak akan dilahirkan dan hidup untuk menerima anugerah khusus. Tanpa anugerah umum, kondisi hidup akan terpuruk sedemikian rupa sehingga orang-orang percaya pun tidak akan dapat memberitakan Injil keselamatan.

Misi adalah sepenuhnya inisiatif ilahi. Ia menetapkan, melaksanakan serta mempersiapkan Injil-Nya. Tidak ada masa yang vakum dimana Allah tidak bekerja. Sebelum wahyu khusus dan anugerah khusus tiba, Allah telah mempersiapkan manusia dengan wahyu umum dan anugerah umum-Nya. Kebenaran ini memberikan kita keyakinan dan keberanian dalam pemberitaan Injil. Ia yang mengutus kitatelah berjalan di depan mendahului kita. Ia membuka jalan dan mempersiapkan hati mereka yang menerima Injil kebenaran(Kis.18:10). Tanpa Tuhan membuka jalan pemberitaan Injil adalah kesia-siaan. Pemberitaan Injil adalah mungkin serta efektif hanya karena inisiatif ilahi.(PD)