Bagikan artikel ini :

Roh Kudus Sebagai Pribadi Ilahi

Michael F. Bird seorang teolog Australia menceritakan kisahnya tentang khotbah Roh Kudus. Setelah selesai berkhotbah, pendengarnya takjub dan disadarkan akan kebenaran bahwa Roh Kudus adalah pribadi yang Ilahi (divine person). Selama ini, sebagaimana Micheal Bird nyatakan, pendengarnya memiliki gambaran bahwa Roh kudus itu adalah sebuah daya/kuasa seperti di film Star-Wars, penuh kuasa tetapi impersonal!

Pandangan Roh Kudus sebagai sesuatu energi impersonal adalah pandangan popular pada zaman modern ini. Salah satunya disebabkan pandangan yang mengaduk dan mencampurkan konsep antara pencipta (creator) dan ciptaan (creation). Sebagai contoh, Baruch Spinoza, seorang filsuf yang menyatakan suatu frasa yang terkenal, Deus Sive Natura. Frasa ini menampilkan filosofi Panteistik Spinoza yang mana ia berpendapat bahwa Tuhan tidaklah personal (who) tetapi impersonal (what) sebab Tuhan dan alam ada dalam satu kesatuan sehingga Tuhan hanya dilihat sebagai life-force (energi) atas alam semesta.

Apalagi bagi orang yang tinggal di Asia, kata ‘’roh’’ dapat diasosiasikan dengan sesuatu daya, energi atau kuasa abstrak dan berbau mistis dan mengerikan. Misalnya saja pada masa revolusi kebudayaan Tiongkok pada tahun 1960, ada kisah nyata tentang gerakan pemujaan kultus ‘’buah mangga Mao Zedong.’’ Konon karena Mao memberikan hadiah mangga kepada buruh, mangga menjadi sesuatu yang sakral. Buruh yang tidak membawa mangga, akan diberi hukuman. Lalu seseorang yang berdiri dekat mangga ibarat sedang berdiri disamping Mao. Bahkan, buah tersebut dijadikan objek devosi dan tidak dikupas untuk dimakan. Demikianlah gerakan pemujaan itu memiliki konsep akan ‘’Roh’’ daripada Mao yang seolah bersemayam di buah keramat yang menghadirkan ketakutan dan teror luar biasa!

Dengan wawasan akan ‘’roh’’ demikian, maka akan sangat mudah bagi seseorang untuk memaknai Roh Kudus secara impersonal (G. W. H. Lempe seorang teolog Inggris pun ikut terpengaruh dan menyatakan Roh Kudus sebagai energi Misterius!) Alhasil, Roh Kudus dianggap sebagai sesuatu Roh misterius, bersemayam di dalam benda/jimat tertentu, memancarkan rasa takut. Namun sekali lagi, semua gambaran yang sudah disebutkan di atas bukanlah gambaran yang tepat ketika kita hendak mempelajari tentang Roh Kudus, seperti apa yang dinyatakan dan diimajinasikan dunia. Firman Tuhan menegaskan bahwa Roh Kudus adalah ‘’pribadi Ilahi’’ yang justru memberikan penyertaan yang menghilangkan ketakutan (2 Tim 1:7). Mari kita lihat beberapa alasan yang mengukuhkan kebenaran ini, dalam Kitab Suci.

  1. Roh Kudus memiliki Atribut Pribadi
    Ketika kita bicara soal pribadi, ada tigas aspek penting. Pertama adalah aspek intelek (intellect). Kedua, adalah aspek emosi (emotion). Ketika adalah aspek kehendak (will).
    Dalam aspek intelektual (Intellectus) kita mengetahui bahwa Roh Kudus mengetahui dan mencari perkara yang di atas (things of God; 1 Kor 2:10-11), Ia memiliki pikiran (possess a mind; Roma 8:27) dan juga dapat mengajar (Able to teach; 1 Kor 2:13).
    Dalam aspek emosional (Emotio) kita mengetahui bahwa Roh Kudus dapat didukakan (Ef 4:30). Di bagian lain Rasul Paulus juga pernah membahas tentang cinta kasih Allah Roh Kudus (‘’Love of the Spirit’’; Roma 15:30). Realitanya, hanya pribadi yang mampu didukakan dan mengespresikan cinta (Tidak mungkin ‘’daya listrik’’ dikatakan berduka dan mencintai!
    Dalam aspek kehendak (voluntas) kita mengetahui bahwa Roh Kudus mendistribusikan atau mengaruniakan karunia sesuai dengan kehendakNya (1 Kor 12:11). Roh Kudus jugalah yang menuntun dan menyatakan kehendaknya dengan melarang Rasul Paulus untuk pergi ke Asia (Kis 16:6-12). Direksinya dan juga pemberian karunia menunjukan Ia memiliki kehendak untuk memilih menyatakan anugerahNya sesuai apa yang Ia pandang baik.
  2.  Roh Kudus menampilkan Aksi personalitas
    Bukan sekedar atribut, namun aksi Roh Kudus memberikan kita sebuah gambaran bahwa Ia bukan sekedar daya, energi atau tenaga mistis. Dalam Kitab Suci dikatakan :
  • Roh Kudus mengajar: ‘’tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu’’ (Yoh 14:26)
  • Roh Kudus bersaksi: ‘’Roh Kudus memberikan kepada kita kepastian bahwa melalui Kristus dan dengan Kristus kita kini menjadi anak-anak Allah’’ (Roma 8:16).
  • Roh Kudus menuntun: ‘’Dan setelah mereka keluar dari air, Roh Tuhan tiba-tiba melarikan Filipus dan sida-sida itu tidak melihatnya lagi. Ia meneruskan perjalanannya dengan sukacita (Kis 8:29).
  • Roh Kudus meyakinkan: ‘’Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu. Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman’’ (Yohanes 16:7-8).
  • Roh Kudus memanggil:  ’Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka.” (Kis 13:2)

Tentu ada banyak aspek lain Roh kudus seperti melakukan mukjizat (Kis 8:39), mendoakan (Rm 8:26), mengutus (Kis 13:4). Namun jelas, semuanya ini adalah aksi-aksi yang hanya dimungkinkan dilakukan jikalau Ia adalah pribadi, ‘’siapa’’ (Who) bukan sesuatu benda, ‘’apa’’ (What). Saat kita gagal memahami Roh Kudus sebagai pribadi Ilahi yang hidup dan aktif, Allah pribadi ketiga dari Allah Tritunggal, disitulah kita gagal menikmati penyertaan, peneguhan, penopangan, pengudusan, pertumbuhan yang Ia janjikan dalam hidup melalui jalinan relasi denganNya. Sebuah relasi yang tidak tergantikan; hanya melalui Anugerah semata, yang dimana seseorang akan mendapatkan kehidupan berkemenangan dalam menjalani segala musim kehidupan serta pengenalan akan Allah yang benar dan sejati.

Sebagaimana yang pernah dikatakan Thomas Arnold, seorang sejarahwan Kristen, ‘’He who does not know God the Holy Spirit cannot know God at all!’’ (YCT)