Bagikan artikel ini :

"Sumbu Pendek"

Kolose 4:5

Hiduplah dengan penuh hikmat terhadap orang-orang luar, pergunakanlah waktu yang ada.
- Kolose 4:5

Pernahkah Anda bertemu dengan orang “bersumbu pendek”? Istilah “sumbu pendek” digunakan untuk menyebut kalangan netizen yang mudah termakan isu dan terprovokasi tanpa mencari tahu kebenaran tentang suatu persoalannya. Orang Indonesia sangat mudah terpengaruh dan terprovokasi dengan berita tertentu karena budaya membaca yang sangat rendah. Kita bisa melihatnya melalui berbagai komentar tidak baik, cenderung kasar, dan menyakiti yang beredar luas di media sosial. Kita tentu prihatin melihat orang-orang di sekeliling kita yang “kurang berhikmat” dalam menghadapi situasi yang ada.

Perhatikan kalimat: hiduplah dengan penuh hikmat, pada ayat di atas. Terjemahan lainnya memakai kalimat: walk in wisdom. Apa maksudnya? Hikmat mengacu kepada firman Tuhan yang menjadi pegangan hidup orang percaya. Hikmat seperti apa? Matius 10:16 menyatakan bahwa kita harus cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati karena kita seperti domba di tengah-tengah serigala. Di dalam situasi ini, kita membutuhkan hikmat Tuhan sebelum bereaksi. Jangan sampai kita menjadi orang yang reaktif. Hendaklah bereaksi sesuai dengan kebutuhan.

Hikmat selalu berkaitan dengan ketaatan pada Alkitab yang menuntun perjalanan hidup kita. Bagaimana kalau kita kekurangan hikmat? Yakobus 1:5 berkata, “Kalau ada seorang di antaramu yang kurang bijaksana, hendaklah ia memintanya dari Allah, maka Allah akan memberikan hikmat (kebijaksanaan) kepadanya.” Jadi, ketika membutuhkan hikmat, kita harus memintanya kepada Tuhan. Ketika berada dalam situasi sulit, ketika menghadapi dilema keputusan, ketika menghadapi berbagai konflik, apa pun persoalan dalam hidup, kita sungguh membutuhkan hikmat dari Tuhan.

Saya teringat sewaktu kecil, ketika keluarga masih menggunakan kompor sumbu, secara rutin orangtua saya mengganti sumbu kompor yang sudah pendek dengan sumbu yang lebih panjang. Tujuannya menghindari bahaya kompor terbakar dan meledak. Hendaklah kita mawas dengan menjadi orang Kristen “sumbu panjang”. Mintalah hikmat dari Tuhan sehingga tidak mudah terprovokasi dengan omongan orang lain. Jadilah orang Kristen yang mau mengambil waktu untuk menelaah segala informasi yang masuk di dalam hikmat Tuhan sehingga kita tidak gegabah dalam mengambil keputusan-keputusan. Hikmat dapat diperoleh hanya dengan mendekatkan diri kepada Tuhan Yesus melalui kehidupan doa dan membaca firman Tuhan yang hidup.


Refleksi Diri:

  • Apakah Anda pernah mengambil suatu keputusan yang salah, gegabah, atau terlalu cepat/reaktif? Apa yang Anda dapatkan?
  • Bagaimana cara Anda mengandalkan hikmat dari Tuhan dalam setiap keputusan yang diambil?