Yang Bisa Dibeli Uang
Pengkhotbah 10:19
Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima.”
- Kisah Para Rasul 20:35
Sebuah kutipan sangat terkenal berbunyi: Uang tidak bisa membeli kebahagiaan (money can’t buy happiness). Namun, kini ada banyak imbuhan untuk kutipan ini: ... tetapi dapat membeli hal yang lain (… but it buys everything else); ... tetapi aku lebih memilih menangis di rumah mewah (... but I’d much rather cry in a mansion); ... tetapi kemiskinan juga tidak (... but neither does poverty); dan pelesetan-pelesetan lainnya. Jadi, apakah uang dapat membeli kebahagiaan?
Raja Salomo memberikan jawabannya di perikop hari ini. Di ayat ini, Salomo secara ringkas menjelaskan bahwa memang benar uang tidak dapat dimakan. Namun, dengan uanglah kita dapat membeli makanan dan minuman yang dapat kita nikmati. Jadi, dalam batasan-batasan tertentu uang dapat memberikan kita kebahagiaan.
Hal ini sejalan dengan hasil sebuah riset yang menarik. Orang-orang yang disurvei menyatakan diri mengasosiasikan kekayaan tidak hanya dengan keamanan dan kenyamanan, tetapi juga dengan pengalaman-pengalaman yang akan mendatangkan kebahagiaan. Riset tersebut kemudian terbukti memang benar kemiskinan tidak mendatangkan kebahagiaan apa pun, dan kebahagiaan meningkat seiring dengan bertambahnya penghasilan. Namun, sampai batasan tertentu, jumlah uang yang berlebih tidak akan menambahkan kebahagiaan apa pun. Ketika seseorang berhasil mencapai taraf hidup menengah, uang yang berlebih tidak akan berpengaruh apa pun terhadap tingkat kebahagiaannya. Mengapa? Karena uang hanya menyelesaikan satu aspek masalah, yakni finansial. Bagaimana jika ia memiliki problem dengan pasangan? Mungkin saja disebabkan karena masalah finansial. Namun, jika sampai ia berkecukupan pun problem tersebut belum tentu terselesaikan. Ada problem lain di baliknya yang tidak sanggup diselesaikan oleh uang, entah berapa pun banyaknya uang.
Kesimpulannya, apa yang harus dilakukan dengan berkat berlebih yang kita punyai ketika yang kita dambakan sudah terpenuhi? Jawabannya adalah sebagaimana Tuhan memberikan kita uang untuk makanan dan anggur yang “meriangkan hidup”, marilah menggunakan berkat yang berlebih untuk “meriangkan hidup” mereka yang tidak seberuntung kita. Dengan belajar memiliki hati yang memberi, banyak masalah kita akan terselesaikan.
Refleksi Diri:
- Apakah Anda terjebak sikap mencari uang hanya untuk mengejar kebahagiaan? Mengapa pendapatan berlebih tidak akan berpengaruh apa pun terhadap tingkat kebahagiaan?
- Apakah Anda sudah berbagi berkat dengan mereka yang membutuhkan? Seberapa sering?