Bagikan artikel ini :

Dididik Di Dalam Kasih-Nya

1 Korintus 11:30-32

Tetapi kalau kita menerima hukuman dari Tuhan, kita dididik, supaya kita tidak akan dihukum bersama-sama dengan dunia.
- 1 Korintus 11:32

Kehidupan tak lepas dari kejadian-kejadian yang melemahkan semangat danmembuat kita putus asa. Ketika anggota keluarga kita atau diri kita sendiri menderita sakit berat sehingga kehidupan serasa tak berubah. Ketika mengalami masalah keuangan yang membuat kita sangat kesulitan. Ketika kita ditipu secara luar biasa oleh orang yang kita percayai padahal kita sudah minta penyertaan Tuhan setiap hari. Muncul pertanyaan, apakah berarti Tuhan tidak peduli terhadap kita? Apakah Dia meninggalkan kita?

Reformator Martin Luther mengangkat isu ini dan menjelaskannya, “Kita berpikir, jika Allah memperhatikan dan mengasihi kita, Dia akan menghalangi segala bentuk kejahatan dari hidup kita dan tidak akan membuat kita menderita. Namun, ketika berbagai bentuk bencana terjadi pada kita, maka kita pun menyimpulkan bahwa Tuhan telah melupakan kita atau Dia bersikap jahat terhadap kita dan tidak menginginkan diri kita.”

Luther lalu menyatakan “Ketika muncul pikiran-pikiran semacam itu, kita harus membentengi diri dengan Firman Tuhan. Kita tidak boleh menghakimi menurut pendapat kita sendiri, tetapi perlu selalu merujuk kepada firman Tuhan. 1 Korintus 11 menyatakan bahwa Tuhan mendisiplin mereka yang memiliki hidup kekal. Ini berarti Dia sama sekali tidak memiliki maksud jahat, tapi mereka diizinkan-Nya untuk mengalami berbagai bentuk penderitaan, salib, dan godaan. Karena itulah kita perlu mengimani ayat seperti 1 Korintus 11:32 ini dengan baik.”

Penderitaan juga dialami oleh orang-orang yang dikasihi Allah di dalam Alkitab. Yusuf dijerumuskan ke dalam sumur dan dijual sebagai budak oleh saudara-saudara kandungnya sendiri, bahkan puncaknya harus difitnah dan dijebloskan ke dalam penjara. Ayub kehilangan segalanya. Rasul Paulus mengalami banyak aniaya dan kesulitan. Ia ditahan, dipenjara, disesah, dibelenggu, dan ditinggalkan oleh manusia, sebelum akhirnya dihukum mati. Kita tahu tokoh-tokoh ini adalah para kekasih Tuhan.

Menjadi pengikut Kristus bukan berarti hidup akan selalu mudah. Hendaklah kita yakin bahwa Yesus tidak pernah meninggalkan kita satu detik pun di dalam kehidupan. Dia selalu hadir, menyertai, dan berdaulat atas hidup kita.

Refleksi Diri:

  • Apakah Anda bisa melihat penyertaan Tuhan Yesus di dalam kehidupan walaupun kondisi tampaknya tidak baik?
  • Jika Anda tidak bisa melihatnya, bersediakah Anda meminta Tuhan membukamata hati Anda terhadap kasih-Nya dan juga terhadap didikan-Nya?