Haram dan Tidak Haram
Kejadian 7:1-10
Kuduslah kamu bagi-Ku, sebab Aku ini, Tuhan, kudus dan Aku telah memisahkan kamu dari bangsa-bangsa lain, supaya kamu menjadi milik-Ku.
- Imamat 20:26
Masalah haram dan tidak haram merupakan masalah umum di dalam kehidupan bangsa Israel dan orang-orang pada masa kini. Muncul pertanyaan: apa yang menjadi dasar kategori haram atau tidak haram? Apakah menyangkut masalah kesehatan atau ada kategori lain yang mendasari haram atau tidaknya binatang? Atau adakah maksud Allah yang lebih besar dengan memberikan ketentuan ini?
Allah memang tidak memberikan alasan jelas yang mendasari kategori binatang yang haram dan tidak haram, tetapi yang jelas keduanya tetap berharga bagi-Nya. Allah tetap memerintahkan kepada Nuh untuk menyelamatkan binatang yang haram dan tidak haram. Dia tidak membiarkan binatang haram ikut terhapus dengan air bah. Allah juga memerintahkan membawa lebih banyak binatang tidak haram ke dalam bahtera dibandingkan hewan haram karena digunakan untuk persembahan. Allah memiliki rencana lain yang lebih besar dengan mengajarkan umat-Nya mengenai binatang yang haram dan tidak.
Allah ingin mengajarkan kepada umat-Nya mengenai konsep kekudusan yang merupakan karakter dari Allah. Kudus secara mendasar berarti “dipisahkan, berbeda, unik” sehingga cara hidup umat Allah tidak dapat sama dengan dunia. Ini sebetulnya mendukung penelitian yang menemukan bahwa cara makan yang mengikuti kategori binatang haram atau tidak haram, memiliki keuntungan bagi kesehatan. Allah memanggil umat-Nya untuk hidup kudus dengan mengikuti ketetapan-ketetapan-Nya yang mendasari kategori binatang yang haram atau tidak haram.
Orang Kristen memang tidak terikat dengan hukum haram atau tidak haram, tetapi panggilan untuk menjadi kudus tetap ada. Rasul Petrus yang adalah seorang Israel pun mengalami keraguan tentang hal ini, tetapi Allah sendiri yang mengatakan, “Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram.” (Kis. 10:15). Jadi, kita bebas untuk menikmati berbagai makanan enak, terlepas dari haram atau tidak haram.
Kebebasan hidup dalam Kristus merupakan panggilan untuk menghidupi kembali rencana Allah dalam hidup kita. Jangan menyia-nyiakan kebebasan tersebut, manfaatkan untuk menghidupi panggilan Allah dengan bertanggung jawab. Ingat, kita telah dikuduskan untuk membawa orang-orang kembali kepada Allah yang kudus.
Refleksi Diri:
- Apakah Anda sampai saat ini tetap menjaga kekudusan hidup sebagai orang Kristen?
- Bagaimana orang Kristen dapat menjaga kekudusan hidupnya di tengah kondisi kebebasan dalam Kristus?