Hiduplah Seirama Injil
Galatia 2:11-14
Hanya, hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus,
- Filipi 1:27a
Apakah Anda pernah mendengar kisah polisi bernama Aiptu Jailani? Aiptu Jailani (alm.) dikenal sebagai polisi jujur. Ia pernah menerima penghargaan dari Polda Jawa Timur karena membuat surat tilang terbanyak, sebanyak 2.400 dalam satu tahun. Pengendara yang ditilang Jailani beragam, mulai dari warga sipil, petinggi polisi, TNI, wartawan, pejabat Pemkab Gresik, hingga anggota KPK. Yang paling menarik, ia pernah menilang satu pengendara motor di Car Free Day yang nyelonong masuk area terlarang, yang ternyata adalah istrinya sendiri. Karena ditilang, istrinya ngambek selama tiga hari, tidak mau diajak bicara. Ketika Jailani berseragam polisi, jati dirinya adalah polisi. Ia tetap menerapkan hukum yang sama kepada siapa pun, termasuk istrinya sendiri.
Bukankah kehidupan orang Kristen pun seharusnya memiliki prinsip demikian? Sebagai orang Kristen, hidup kita harusnya seirama dengan iman kita, bukan? Namun kenyataannya, mengakui kebenaran Injil seringkali tidak selalu berjalan bersama dengan menghidupi Injil. Terkadang antara keyakinan dan kelakuan berbeda jauh. Apakah hidup Anda sudah seirama dengan Injil?
Rasul Paulus dengan terang-terangan dan keras menyebut bahwa Petrus telah bersikap munafik karena apa yang dilakukannya tidak sesuai dengan Injil yang diyakininya. Jika melihat Galatia 2:9, tercatat Petrus, Yohanes, Yakobus, Paulus dan Barnabas telah bersepakat untuk memberitakan Injil baik kepada orang-orang Yahudi, maupun non Yahudi. Artinya, keselamatan hanya diterima melalui iman, bukan ditambahkan dengan peraturan Yahudi yang lainnya. Tidak ada pembedaan suku mana yang lebih kuat atau lebih rendah. Mereka bersepakat tentang hal ini, tetapi mengingkari apa yang telah dikatakan. Itulah alasan Paulus
mengatakan “kelakuan mereka itu tidak sesuai dengan kebenaran Injil” (ay. 14). Efek kemunafikan Petrus berdampak pada terbelahnya komunitas Kristen.
Kalau di hari Minggu kita bisa memuji Tuhan dengan begitu terhanyut, jangan sampai hari Senin-Sabtu dari mulut yang sama kita menyemburkan caci maki. Jika kita masih menganggap orang lain lebih rendah daripada kita karena suku dan rasnya, padahal Injil tidak membedakannya, bertobatlah. John Piper mengatakan, “Seharusnya kalau seseorang sudah menerima anugerah, irama hidupnya pun sesuai dengan Injil.” Jika seringkali hidup kita berlaku munafik, bertobatlah, hiduplah seirama dengan Injil.
Refleksi Diri:
- Mengapa hidup kita perlu seirama dengan Injil?
- Apakah hidup Anda masih sering tidak sesuai dengan Injil? Jika ya, langkah pertobatan apa yang mau Anda ambil?