Jangan Sampai Sia-sia
1 Korintus 15:1-11
Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.
- 1 Korintus 15:10
Seorang pelajar di Pakistan bernama Aitzaz Hasan, pada tahun 2014, sedang berjalan dengan sepupunya menuju sekolah. Saat di perjalanan, seorang pemuda berusia dua puluh tahunan bertanya kepadanya mengenai letak sebuah sekolah, yang ternyata sekolah Hasan dan sepupunya. Mereka bertiga kemudian berjalan bersama menuju sekolah. Di tengah perjalanan sepupu Hasan menyadari pemuda tersebut memakai rompi aneh yang kemungkinan bom. Merasa ketahuan, pemuda itu mempercepat langkahnya. Hasan mengejarnya. Si pemuda panik. Tepat di depan gerbang sekolah, ia meledakkan dirinya bersama Hasan. Hasan terluka parah dan meninggal di dalam perjalanan ke rumah sakit. Tindakan heroik yang dilakukan Hasan telah menyelamatkan dua ribu siswa yang berada di dalam sekolah.
Mari kita renungkan sejenak. Andaikan dua ribu siswa yang selamat itu menjalani hidup dengan tidak baik, sangat disayangkan pengorbanan Hasan. Para siswa tersebut juga seakan menjalani kehidupan yang sia-sia. Apakah Anda pernah terpikirkan tentang kehidupan Anda sekarang di dunia? Anda seharusnya mati dalam kekekalan, tetapi diselamatkan oleh kasih karunia di dalam Tuhan Yesus. Tanpa memahami betapa celakanya Anda tanpa Kristus, Anda tidak akan menghargai anugerah Tuhan yang berlimpah. Bagaimana Anda menjalani hidup yang sudah diselamatkan?
Anugerah tidak selesai sampai sebatas menyadari dan mensyukuri bahwa anugerah itu luar biasa, tetapi berlanjut dengan apa yang dilakukan anugerah. Anugerah Tuhan tidak pernah berhenti hanya membuat orang menjadi percaya, tetapi berlanjut mengubahkan hidup orang tersebut dan ia menjalani hidupnya dengan sungguh-sungguh bagi Kristus. Rasul Paulus berkata, “Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua…” Paulus serius dengan hidupnya untuk menyaksikan Kristus. Ia rela habis-habisan untuk Tuhan karena hidup dalam anugerah Tuhan terlalu berharga untuk disia-siakannya. Ia rela menempuh jalan penuh bahaya, merasakan kelaparan, kedinginan, keluar masuk penjara. Anugerah Allah yang tiada duanya membuat Paulus memberikan hidupnya hanya untuk Tuhan.
Kasih karunia Allah tidak menyebabkan kepasifan, tetapi justru keaktifan untuk bekerja keras. Jangan sia-siakan anugerah Tuhan. Berkomitmenlah untuk melakukan pekerjaan Tuhan agar pengorbanan Tuhan Yesus tidak percuma begitu saja.
Refleksi Diri:
- Mengapa ada orang-orang sudah menerima anugerah, tetapi tidak mau sungguh-sungguh ikut Tuhan?
- Apa komitmen Anda untuk hidup tidak menyia-nyiakan anugerah Tuhan?