Bagikan artikel ini :

Merindukan Cinta

Kejadian 29:15-35

Mengandung pulalah ia, lalu melahirkan seorang anak laki-laki, maka ia berkata: “Sekali ini aku akan bersyukur kepada TUHAN.” Itulah sebabnya ia menamai anak itu Yehuda. Sesudah itu ia tidak melahirkan lagi.
- Kejadian 29:35

Yakub sangat ingin menikah dengan Rahel. Ayah Rahel, Laban, tetapi menipu Yakub dengan menikahkannya pada Lea, kakak Rahel. Pada masa itu, ketika calon pengantin wanita menikah, biasanya ia menggunakan cadar. Yakub baru tahu keesokan paginya bahwa wanita itu adalah Lea. Ketika dengan marah Yakub mengkonfrontasi Laban karena merasa ditipu, Laban menjawab perbuatannya adalah sebuah tradisi, yaitu anak yang lebih tua harus menikah terlebih dulu. Yakub pun bekerja tujuh tahun lagi demi mendapatkan Rahel sebagai istrinya.

Akibat tipuan Laban yang paling menderita adalah Lea. Ia menjadi istri yang tidak diinginkan dan tidak dicintai. Kerinduan utama Lea adalah dikasihi oleh Yakub. Ia berpikir dengan mewujudkan tradisi keluarga tradisional, yaitu melahirkan anak laki-laki bagi Yakub maka ia akan dicintai. Lea sampai melahirkan bagi Yakub tiga anak laki-laki, bahkan menamai anak-anaknya dengan makna yang mewakili kerinduan cintanya terhadap Yakub (Ruben, Simeon, dan Lewi pada ayat 32-34).

Namun rupanya, apa yang dirindukan Lea tidak pernah terwujud. Yakub tidak lebih mengasihinya meskipun ia melahirkan anak-anak baginya. Sejak saat itu Lea mulai mengalihkan fokus hatinya: tidak lagi kepada Yakub tetapi kepada Tuhan.Lea sadar bahwa kekosongan hatinya tidak bisa diisi oleh suaminya. Dan akhirnya Lea mengalami apa yang dijanjikan Tuhan dalam Mazmur 12:6, “Aku memberi keselamatan kepada orang yang menghauskannya.” Ini terbukti dari pemberian anak bungsu Lea, yaitu Yehuda yang artinya “sekali ini aku akan bersyukur kepada TUHAN” (ay.35).

Kita pun mungkin pernah mengalami kekosongan hati seperti yang dialami Lea. Kita merasa sendirian, tidak ada yang memperhatikan. Meskipun tinggal satu rumah dengan orang-orang terdekat kita, mereka mengabaikan keberadaan kita dan tidak peduli dengan perasaan kita. Di saat hati merindukan cinta kasih dari pasangan, orangtua, atau pun anak-anak, sadarilah bahwa mereka adalah manusia yang terbatas. Kasih mereka tidaklah sempurna. Tidak ada seorang pun atau di dunia ini yang bisa memenuhi kebutuhan hati manusia terdalam akan cinta sejati, kecuali Allah Tritunggal. Mari datanglah menghampiri Tuhan Yesus Kristus sumber segala kasih sejati.

Refleksi Diri:

  • Apakah Anda sedang sangat merindukan sesuatu atau seseorang untuk mengisi kekosongan hati Anda?
  • Sudahkah Anda meminta supaya Yesus mengisi kekosongan hati Anda terlebih dulu yang pasti memuaskan kerinduan Anda?