Bagikan artikel ini :

Rancangan Indah Di Balik Penderitaan

Ruth 1

Tetapi ia berkata kepada mereka: “Janganlah sebutkan aku Naomi; sebutkanlah aku Mara, sebab Yang Mahakuasa telah melakukan banyak yang pahit padaku.
- Ruth 1:20

Nama Naomi memiliki arti menyenangkan, walau kisah hidupnya tidak menyenangkan. Ia malah lebih memilih disebut Mara (artinya pahit) daripada Naomi. Kenapa? Perikop hari ini menceritakan runtutan penderitaan yang dialaminya.

Naomi dan keluarganya menghadapi kelaparan di tanah Israel yang mendorong mereka pindah ke Moab. Duka tak dapat dihindar, suami Naomi justru meninggal di Moab. Harapan Naomi supaya hidup bahagia justru kehilangan suami. Penderitaannya berlanjut saat kedua anak laki-lakinya juga meninggal dan yang memberatkannya tidak meninggalkan cucu untuk meneruskan garis keturunan keluarga. Terakhir ia harus berpisah dengan menantunya, Orpa. Penderitaan demi penderitaan datang menimpa Naomi seakan-akan tidak ada kesenangan di dalam hidupnya.

Naomi tidak melihat dan terpikirkan akan rancangan indah Tuhan di balik penderitaan karena keterbatasannya sebagai manusia. Tuhan sebetulnya merancangkan hal indah bagi Naomi dan menantunya Ruth. Setelah kembali ke Israel, Ruth bertemu dengan Boas lalu menikah. Melalui pernikahan mereka dan garis keturunannya kelak, Sang Mesias dilahirkan. Ini adalah rencana besar Allah dalam hidup Naomi. Tuhan tidak pernah jahat, rencana-Nya selalu membawa kebaikan untuk umat-Nya.

R.J Thomas, seorang misionaris asal Wales, pergi ke Phongyang, Korea untuk menginjili. Tapi sesampainya di Korea ia ditangkap karena terjadi bentrokan antara awak kapal dengan orang Korea di daratan. Thomas langsung dihukum mati. Sebelum algojo membunuhnya, Thomas sempat mengeluarkan Alkitab dan mengatakan dua kata, “Yesus, Yesus.” Thomas mati tetapi Alkitab yang ia pegang dan dua kata yang diucapkan memberikan pengaruh besar bagi orang yang mengeksekusinya. Melalui peristiwa tersebut, eksekutornya menjadi orang pertama di Korea yang percaya Yesus. Sejak itu jumlah orang percaya di Korea terus bertambah. Kehadiran Thomas awalnya tidak memberi dampak tapi di akhir kita melihat rencana indah Tuhan terjadi.

Seringkali kita memandang penderitaan sebagai hal buruk. Kita berusaha menghindar walau kenyataannya sulit. Penderitaan bisa datang kapan saja bagai tamu tak diundang. Sadarilah bila Allah mengizinkan penderitaan terjadi, Dia pasti merancangkan hal indah pada akhirnya. Mungkin kita saat ini tidak menikmati keindahannya, tapi orang lain yang akan melihat dan merasakannya. Amin.

Refleksi Diri:

  • Jika saat ini Anda sedang mengalami penderitaan, apakah Anda melihat rancangan indah Tuhan di balik penderitaan itu?
  • Sudahkah Anda berserah kepada Tuhan dan membiarkan semuanya berjalan sesuai kehendak-Nya?