Bagikan artikel ini :

Holy God, Holy People (Allah yang Kudus, Umat yang Kudus)

Imamat 20:1-27

EKSPRESI PRIBADI

Parade pembukaan Olimpiade Paris 2024 membuat satu kontroversi dengan menginterpretasi ulang peristiwa makan malam terakhir (The Last Supper). Mereka mengganti posisi Yesus para rasul dengan orang-orang gay dan queer, bahkan ada anak kecil di antaranya. Banyak orang mengecam pertunjukkan kontroversial ini karena mereka begitu menghina kekristenan. Menurut Anda, bagian mana dari pertunjukan tersebut yang sangat menghina bagi orang Kristen dan mengapa? Bagikan pandangan Anda kepada teman-teman CG Anda. Sahabat, peristiwa kontroversial ini dapat membantu kita untuk mengerti natur kekudusan Allah dan panggilan-Nya bagi umat yang telah dikuduskan-Nya.

EKSPLORASI FIRMAN

Kekudusan Allah dan bagaimana kekudusan-Nya diterjemahkan dalam kehidupan orang Israel adalah tema utama dari kitab Imamat. Allah ingin agar umat-Nya hidup sesuai dengan ketetapan-Nya dan berbeda dari bangsa-bangsa lain (Im. 20:8). Panggilan Allah agar umat-Nya kudus tetap bergema hingga masa kini dan harus menjadi prioritas dalam kehidupan orang Kristen. Imamat 20:1-27 yang mendasari pembahasan hari ini merupakan manifestasi dari panggilan kekudusan Allah dalam hidup umat-Nya.

Makna Kekudusan Tuhan

Kekudusan Allah menjadi satu konsep yang sangat penting untuk memahami perintah-perintah yang ada dalam kitab Imamat. Jika kekudusan Allah dilepaskan dari pemahaman atas kitab Imamat, maka akan muncul kehidupan yang legalis seperti orang Farisi atau kehidupan yang menolak kekangan hukum seperti para pendosa. Hukum-hukum yang ada dalam kitab Imamat bersumber dari kekudusan Allah yang harus muncul dalam kehidupan umat-Nya.

Kudus merupakan status yang hanya boleh diberikan kepada Allah saja karena Ia adalah Pencipta dunia ini. Jon Mackie menjelaskan kekudusan Allah sebagai berikut, “Di dalam Alkitab, “kudus” menjelaskan status bagi Allah saja. Ia adalah sumber segala realita dan Penulis kehidupan.” Oleh karena Allah itu Pencipta dunia dan Penulis kehidupan, maka Ia “kudus” terpisah dari ciptaan-Nya. Kehidupan yang disebut sebagai “benar” harus disesuaikan dengan rancangan-Nya atas dunia ini. Dosa, dalam pengertian ini, adalah tindakan memberontak dari rancangan Sang Penulis kehidupan, yang dilakukan oleh Adam dan Hawa di taman Eden dan pengaruhnya berjalan hingga masa kini.

Panggilan Tuhan bagi umat-Nya

Allah yang kudus tidak menyerah untuk menjangkau kembali manusia yang telah berdosa. Allah mengerjakan rancangan keselamatan-Nya melalui keturunan Abraham yang berkembang menjadi bangsa Israel (Kej. 12:3,7). Kehidupan bangsa Israel ini yang dipanggil untuk berbeda dari bangsa-bangsa lain, untuk menunjukkan kekudusan Allah (Im. 20:23-24). Bangsa Israel dipanggil untuk menunjukkan sebuah tatanan kehidupan yang benar, yang sesuai dengan rancangan sang Pencipta.

Tuhan memanggil orang Israel untuk dapat memperhatikan kehidupan dalam beberapa aspek dalam Imamat 20. Orang Israel harus menjaga agar tidak mengikuti cara orang Kanaan menyembah dewanya, Molokh, dengan mempersembahkan anak mereka atau juga mencari petuah kepada roh-roh lain selain Allah (ay. 2-7). Orang Israel harus tetap menjaga hormat kepada orang tua seperti hukum kelima dalam Sepuluh Hukum (ay.9; bnd. Kel. 20:12). Orang Israel juga harus menjaga kehidupan seksual mereka agar tetap kudus, berbeda dengan bangsa-bangsa lain. Mereka harus menghindari Tindakan seksual yang amoral seperti inchest, zinah, homoseksual, dll (ay.8-21).

Perintah untuk menjaga kekudusan hidup diikuti dengan hukuman yang keras untuk menunjukkan keseriusan dari panggilan Allah bagi umat-Nya. Hukuman tersebut berupa hukuman mati atau juga hukuman diusir dari Tanah Perjanjian yang nantinya akan ditempati oleh bangsa Israel. Tuhan begitu serius melihat isu kekudusan hidup umat-Nya karena Ia ingin umat-Nya tidak terhanyut dalam kehidupan bangsa-bangsa asing dalam dosa. Ia menginginkan umat-Nya menemukan sukacita sejati dengan hidup seturut dalam kekudusan-Nya (ay.22-24).

Kudusnya hidup orang Kristen

Panggilan hidup kudus juga masih ada bagi orang Kristen yang telah ditebus oleh Yesus Kristus. Orang Kristen harus mengingat penebusan dari Yesus bukan berarti kita dapat hidup seenaknya dan tenggelam dalam dosa. Rasul Yohanes menuliskan dengan jelas bahwa orang yang sudah ditebus dalam Kristus adalah ciptaan baru yang tidak dapat hidup terus dalam dosa (1 Yoh. 3:6-9).

Keselamatan dalam Yesus memang didapatkan dengan cuma-cuma melalui iman tetapi bukan berarti kita dapat hidup semau-maunya. Hutang dosa yang telah dibayar lunas menjadi modal yang besar bagi kita untuk menjalani hidup yang sesuai dengan kebenaran dalam firman Tuhan. Tuhan Allah pun telah menyiapkan pekerjaan baik bagi kita yang diciptakan kembali dalam Anak-Nya (Ef. 2:10). Hal ini juga dikatakan R.C. Sproul, “Dalam keselamatan, kita tidak hanya diselamatkan dari dosa dan hukuman; kita diselamatkan untuk kekudusan. Tujuan dari penebusan adalah kekudusan.”

Sahabat dalam Kristus, apakah kekudusan hidup dalam Tuhan masih menjadi sesuatu yang penting dalam hidup kita? Apakah panggilan untuk hidup kudus masih kita dengar dari pembacaan Alkitab kita secara pribadi? Atau kita menganggap anugerah keselamatan dari Tuhan Yesus sebagai sesuatu yang murah dan kita hidup kembali dalam dosa. Mari ambil waktu sejenak untuk dapat berdiskusi dengan anggota CG anda mengenai panggilan hidup kudus ini.

Sahabat, konsekuensi dari penebusan dalam Tuhan Yesus adalah kita tidak hidup bagi diri kita sendiri. Hal ini adalah hal yang luar biasa karena jika kita menjalani hidup semau kita maka kita menjalani hidup yang semu tanpa makna yang kekal. Hidup di dalam Yesus adalah undangan untuk menjalani hidup yang penuh damai sejahtera, yaitu hidup sesuai dengan kekudusan-Nya (Mat. 11:28-30). Mari hidup kudus karena Allah yang kita sembah adalah kudus! [JP]

APLIKASI KEHIDUPAN

Pendalaman

Apa hubungan kekudusan Allah dengan perintah untuk menjaga kekudusan seksual?

Penerapan

Komitmen apa yang mau Anda ambil untuk menjaga kekudusan hidup sebagai umat Allah yang kudus?

SALING MENDOAKAN

Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.