Bagikan artikel ini :

Apa Gunanya…?

Pengkhotbah 3:9

Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.
- 1 Korintus 15:58

Apakah Anda pernah mengalami hal serupa dengan salah satu atau lebih kasus-kasus berikut: (1) Anda bekerja mati-matian di sebuah perusahaan. Namun, bukannya naik gaji, Anda malah di-PHK karena berbagai alasan, (2) Anda setia berada dalam suatu perusahaan, tetapi para pimpinan Anda berusaha menjegal Anda sampai mengundurkan diri supaya tidak perlu bayar pensiun maupun pesangon, (3) Anda baru saja menambah mesin di pabrik Anda untuk meningkatkan produksi. Namun, rupanya krisis terjadi sehingga orderan berkurang, (4) Anda berjuang mendidik anak-anak Anda, tetapi mereka kemudian terjebak di dalam pergaulan salah yang menghancurkan hidup mereka, (5) Anda membantu seorang rekan, tetapi ia malah menyalahkan Anda.

Apa yang ada di pikiran Anda? “Apakah untung pekerja dari yang dikerjakannya dengan berjerih payah?” seperti kata Salomo. “Apa gunanya aku berjuang?” Toh hal-hal buruk bisa datang kapan saja dan menggagalkan seluruh usaha kita, bukan? Kita tidak bisa melihat hasil jerih lelah kita, dan ini membuat kita menjadi pahit hati, malas, dan lesu.

Namun, coba bayangkan jika Tuhan Yesus pun berpikir demikian. Tiga puluh tahun hidup dengan keluarganya yang tidak percaya kepada-Nya (Mrk. 3:20-21). Tiga setengah tahun melayani di Galilea dan berbuat banyak mukjizat untuk menolong orang, tetapi mereka semua meninggalkan-Nya (Yoh. 6:66). Pada akhirnya, Dia mati disalib. Pada saat Yesus bangkit pun, murid-murid-Nya tidak langsung percaya kepada-Nya. “Apa gunanya Aku 33,5 tahun hidup di tengah orang-orang seperti ini?” Bayangkan jika Tuhan Yesus berpikir seperti itu. Tidak ada satu pun dari kita yang diselamatkan.

Wajar bahwa kita ingin melihat buah dari jerih payah kita. Namun, kenyataan pahit hidup adalah seringkali hasil yang kita lihat tidak setimpal dengan kerja keras kita. Di dalam keadaan seperti ini, ingatlah bahwa kita memiliki Tuan yang Maha Pemurah dan Maha Melihat. Meski banyak hal buruk di dunia seolah menghanguskan hasil kerja keras kita, dalam persekutuan dengan Yesus tidak ada yang berakhir dengan kesia-siaan.

Refleksi Diri:

  • Kapan terakhir kali Anda merasa kecewa karena tidak mendapatkan imbalan/hasil sesuai dengan kerja keras Anda? Bagaimana sikap Anda saat itu?
  • Bagaimana sikap Anda seharusnya saat tahu bahwa Anda bekerja bagi Raja di atas segala raja? Apakah Anda siap mempraktikkannya dalam apa pun yang Anda usahakan?