Bagikan artikel ini :

Tidak Ada Yang Tersembunyi

Kisah Para Rasul 5:1-11

Mengapa engkau merencanakan perbuatan itu dalam hatimu? Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah.”
- Kisah Para Rasul 5:4b

Pernahkah Anda berbohong? Saya rasa sebagian besar kita akan menjawab, “Ya tentu saja.” Namun, apakah Anda pernah menganggap wajar kebohongan tersebut? Mungkin di antara kita ada yang berkata, “Iya, ada saatnya saya merasa tidak bersalah ketika berbohong.” Yang lain berpendapat berbohong dan tidak ketahuan, tidak ada salahnya. Berbeda ceritanya kalau orang lain mengetahui kebohongan kita, itu akan menjadi masalah. Inilah yang terjadi pada Ananias dan Safira. Mereka merasa baik-baik saja ketika menyatakan kebohongan. Tidak ada keterangan, mereka menjadi gelisah atau tidak enak hati. Mereka berdua nyaman saat mengucapkan kebohongan karena merasa tidak ada seorang pun yang mengetahui perbuatan mereka.

Tetapi Petrus berkata, “…engkau mendustai Roh Kudus… engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah.” (ay. 3-4). Ananias dan Safira dengan sadar melakukan kebohongan kepada jemaat Tuhan. Mereka menganggap sepele kejujuran. Petrus sempat memberikan kesempatan kepada Ananias dan Safira untuk menjawab. Pertama kepada Ananias, saat serangkaian pertanyaan diajukan oleh Petrus, tetapi Ananias tidak meresponsnya. Begitu pula dengan Safira. Petrus bertanya lebih spesifik tentang harga tanah yang diakui mereka dan meminta klarifikasi. Respons Safira, tetap bersikukuh dengan perkataan semula. Petrus menekankan bahwa tidak ada kewajiban untuk menjual tanah itu dan kalaupun mau menjualnya kemudian mengambil keuntungan, itu tidak ada masalah (ay. 4). Yang menjadi masalah adalah penipuan yang dilakukan. Mereka berdua berbohong supaya kelihatan rohani di hadapan jemaat. Jemaat Tuhan dibangun berdasarkan kebenaran, tidak bisa bermain-main dengan kebohongan. Kejujuran bukan hal yang sepele, tetapi sangat serius.

Kehidupan kita transparan di hadapan Tuhan. Apa pun yang bisa kita sembunyikan di hadapan manusia, jelas terlihat di hadapan Tuhan. Dengan cara-Nya Tuhan bisa membuka kebohongan yang kita sembunyikan. Entah bagaimana caranya, Dia dapat menyingkapkan kebohongan yang disembunyikan paling rapi sekalipun. Hiduplah dengan jujur di hadapan Tuhan maka Dia akan membela dan memberkati kita. Jangan biasakan hidup dalam kebohongan. Kita ditebus Tuhan Yesus supaya bisa hidup dengan jujur karena segala cacat cela kita telah ditanggung-Nya.

Refleksi Diri:

  • Bagaimana kehidupan Anda di hadapan Tuhan selama ini? Apakah Anda bersikap transparan kepada-Nya?
  • Apa komitmen Anda dalam hal kejujuran terhadap sesama dan juga kepada Tuhan?