Bagikan artikel ini :

Merindukan Kristus

Menunggu pada umumnya merupakan pergumulan buat kita. Suatu situasi yang kita tidak suka. Namun, seringkali menunggu tidak bisa dihindari. Realita hidup kadang memaksa kita untuk menunggu. Kita hidup sekarang ini juga sedang menunggu. Persoalannya, kita isi apa hidup kita di dalam waktu menunggu?

PENANTIAN YANG AKTIF

Injil Lukas pasal 2 cerita tentang Simeon. Simeon sama seperti kita menunggu. Menunggu penghiburan bagi Israel. “Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel” (ay. 25). Pada waktu ia melihat bayi Yesus, ia berkata, “Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, … sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel” (ay. 29-32). Melihat Yesus berarti melihat penghiburan, melihat keselamatan, melihat terang. Simeon merindukan Sang Mesias dinyatakan sebagai penghiburan, yaitu terang dan keselamatan bagi semua bangsa.

Apa yang dilakukan Simeon di masa-masa menanti? Alkitab mencatat, “Ia seorang yang benar dan saleh” (ay. 25). Sama seperti Abraham disebut sebagai orang yang benar dan sama seperti Ayub disebut sebagai orang yang saleh. Orang yang hidup menurut jalan dan hukum-hukum Tuhan, dan berpengharapan di dalam Tuhan.

Injil Yohanes pasal 1 cerita tentang Yohanes Pembaptis. Yohanes sama seperti kita menunggu. Menunggu sampai Sang Mesias atau Kristus dinyatakan kepadanya dan kepada Israel. “Dan aku sendiripun mula-mula tidak mengenal Dia, tetapi untuk itulah aku datang dan membaptis dengan air, supaya Ia dinyatakan kepada Israel” (ay. 31). Yohanes merindukan Sang Mesias dinyatakan baginya dan bagi Israel.

Apa yang dilakukan Yohanes di masa-masa menunggu sampai Sang Kristus dinyatakan? Alkitab mendeskripsikan tugas dari Yohanes adalah “mempersiapkan jalan untuk Tuhan” (Mat. 3:3; Mrk. 1:2; Luk. 3:4) dengan cara memberitakan dan membaptis. Melalui pelayanan Yohanes orang akan melihat kepada Yesus – Sang Mesias yang dijanjikan. William Barclay (Pemahaman Alkitab Setiap Hari: Matius ps. 1-10, terj. S. Wismoady Wahono (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1995), hal. 70-71) mengatakan beberapa hal yang menjadi ciri khas suara atau berita Yohanes: [1] Ia adalah sebuah terang yang menerangi hal-hal yang jahat. Tanpa gentar ia mengutuk kejahatan yang dilihatnya. [2] Ia adalah sebuah suara yang memanggil manusia ke dalam kebenaran. Ia tidak hanya mengutuk orang karena perbuatan jahat mereka, tetapi ia juga memanggil setiap orang untuk melakukan hal-hal benar yang seharusnya mereka lakukan. Ia bukan hanya mencela dan mengutuk kejahatan, tetapi ia juga memperhadapkan kebaikan dan kebenaran kepada setiap orang. [3] Ia adalah sebuah tanda yang menunjuk kepada Tuhan. Ia datang bukan supaya orang lain melihat dirinya, tetapi ia datang untuk mempersiapkan orang-orang untuk bertemu dengan Tokoh lain yang akan segera datang. Ia mempunyai kewibawaan yang sanggup menghadirkan Tuhan ditengah-tengah manusia dan menghadirkan manusia di hadapan Tuhan.

MENANTI DALAM KERINDUAN

Belajar dari Simeon dan Yohanes Pembaptis, bagaimana kita mengisi hidup dimasa-masa menanti? Pertama, mari jalin kelekatan dengan Tuhan. Dosa menghalangi persekutuan kita dengan Allah, Yesus datang untuk merekonsiliasi kita dengan Allah supaya kita boleh bersekutu lagi dengan-Nya. Mengembalikan kita kepada rancangan awal kita pada waktu diciptakan. “Allah menciptakan kita untuk berelasi dengan-Nya” (Darrel L. Bock, The NIV Application Commentary: Luke (Malang: Literatur SAAT), hal. 126). “Allah menciptakan kita untuk mengalami persekutuan atau persahabatan yang intim dengan diri-Nya sendiri sekarang maupun selama-lamanya” (Dallas Willard, Hearing God, hal. 10).

Kedua, mari hidup sesuai dengan identitas. Kita mengaku sebagai orang Kristen, itu identitas kita. Tahukah kita dari mana asal kata tersebut dan apa arti kata tersebut? Kata tersebut adalah istilah yang diberikan oleh orang-orang kepada para pengikut Kristus. Orang-orang percaya kepada Kristus selalu meneladani-Nya ke manapun mereka pergi. Pada waktu orang-orang lain melihat orang-orang percaya selalu meneladani Kristus, orang-orang lain tersebut menyebutnya sebagai Kristen. Itu berarti menjadi orang Kristen sama dengan menjadi orang yang meneladani Kristus setiap saat.

Sekarang kita tidak melihat Yesus secara langsung, namun Yesus harus terlihat oleh dunia, karena manusia membutuhkan-Nya untuk menyelamatkannya. Bagaimana caranya? Melalui tubuh-Nya, gereja-Nya, orang-orang percaya kepada-Nya, kita. Ini berarti bahwa kita menjadi inkarnasi-inkarnasi kecil dari Yesus. Kesaksian kita tentang Yesus harus sedemikian rupa sehingga pengharapan yang dinyatakan-Nya dapat tercermin di dalam dan melalui diri kita. Kalimat Pdt. Yuzo Adhinarta berikut patut direnungkan, “Ketika langit kembali menjadi gelap dan gegap gempita perayaan menjadi senyap, saatnya telah tiba bagi kita, hidup giat dalam iman bagi Sang Terang dan menyerupa Sang Firman menjadi manusia.” (Ar2)