Bagikan artikel ini :

Visi Tuhan: Profesi dan Profession of Faith

Apa yang ada di kepala kita ketika mendengar kata “visi Tuhan”? Mungkin Anda akan membayangkan sebuah gereja, lengkap dengan visi misi dan program selama satu, tiga, atau lima tahun ke depan. Mungkin Anda akan membayangkan sebuah lembaga misi, seminari, atau bentuk-bentuk parachurch lain yang memiliki tujuan yang jelas. Visi Tuhan selalu dikaitkan dengan kegiatan yang dilakukan oleh suatu organisasi, secara spesifik organisasi berlabel Kristen.

Namun, benarkah demikian? Apakah visi Tuhan hanya ditanamkan kepada gereja atau organisasi-organisasi Kristen lainnya? Tentu tidak! Sebaliknya, visi Tuhan dimulai dengan sesosok individu yang kemudian membagikan visi tersebut dengan like-minded individual (orang-orang dengan pemikiran yang sama), dan mulailah mereka membangun visi tersebut. Lihat saja orang seperti Paulus. Di dalam Kisah Rasul 26:12-19, ia mengisahkan bagaimana Tuhan memanggilnya secara pribadi dengan panggilan yang begitu khusus pula, yakni menjadi rasul bagi orang-orang non-Yahudi (Gal. 2:7-8).

Membaca hal ini, Anda mungkin mengangkat bahu tidak peduli. “Yah, itu kan Paulus? Dan visi yang didapatnya dari Tuhan sangat rohani. Bagaimana dengan aku yang hanya seorang pegawai kantoran? Aku yang hanya seorang ibu rumah tangga? Aku yang hanya seorang mahasiswa? Mana ada visi Tuhan untukku yang berkiprah di dunia “sekuler” ini?” Demikian mungkin Anda berpikir.

Tidak demikian kenyataannya. Visi yang Tuhan tanamkan dalam diri Anda tidak terbatas dalam profesi-profesi yang sifatnya “rohani” saja. Lihat saja orang-orang seperti Daud yang dipanggil untuk menjadi raja (1 Sam. 16), Bezaleel yang keahlian tangannya dipakai untuk membuat perbendaharaan Kemah Suci (Kel. 31:1-5), dan Nehemia yang memimpin pembangunan tembok (Neh. 2:12). Kerajaan Allah tidak sekecil gedung gereja, dan visi yang Ia tanamkan kepada umatnya tidak terbatas hanya hal-hal yang bersifat spiritual.

Jadi, bagaimana cara menemukan visi Tuhan bagi Anda? Bagaimanapun, saya yakin tidak ada satupun dari kita yang memiliki pengalaman seperti Paulus yang melihat Tuhan Yesus secara langsung (Kis. 26:13-18). Meski demikian, Tuhan menyatakan visi-Nya kepada Anda secara natural. Pertama, Tuhan menyatakan visi-Nya kepada Anda melalui passion Anda. Apa hobi Anda? Apa aktivitas yang membuat Anda mengerjakannya bukan karena disuruh, tetapi semata-mata karena Anda menyukainya? Passion tidak harus hal-hal yang berkenaan dengan pelayanan gerejawi seperti menyanyi atau main musik. Anda mungkin hobi melukis, memasak, menulis, dan lain sebagainya. Anda mungkin tertarik dengan produk-produk tertentu, misalnya tekstil, lampu, rumah, dan lain sebagainya. Ini adalah kunci pertama menemukan visi Tuhan dalam diri Anda.

Kedua, Tuhan menyatakan visi-Nya kepada Anda melalui talenta Anda. Talenta agak susah dinilai secara objektif, sebab mungkin saja Anda terlalu mengecilkan talenta Anda atau sebaliknya, merasa Anda ahli namun sebenarnya tidak. Jadi, cara yang paling mudah menemukan talenta Anda adalah, apa hal yang orang lain puji dari Anda? “Terima kasih kamu selalu mendengarkan curhatku dengan penuh empati. Kamu cocok menjadi konselor.” “Kalau ada masalah dengan komputer, serahkan saja pada dia! Dia memang ahlinya!” “Tolong bantu aku mempersiapkan ujian, ya? Kamu bisa mengajar lebih jelas dan sederhana daripada guru-guru!” Dari sinilah Anda akan menemukan talenta Anda. Ini adalah kunci kedua menemukan visi Tuhan dalam diri Anda.

Ketiga, Tuhan menyatakan visi-Nya kepada Anda melalui opportunity yang Ia berikan kepada Anda. Memiliki passion dan talenta sangatlah bagus. Tetapi jika Tuhan tidak membukakan kesempatan untuk Anda menjalankan visi itu, kemungkinannya adalah dua: (1) Tuhan ingin Anda bersabar dan terus mengasah talenta Anda sebelum membukakan pintu di depan Anda, atau (2) Tuhan memiliki visi lain yang lebih mulia daripada yang Anda kira, dan Anda perlu menemukannya. Diperlukan hikmat untuk mengetahui mana dari dua kemungkinan ini yang benar. Ketika pada akhirnya kesempatan muncul di hadapan Anda, segera rengkuh kesempatan tersebut tanpa ragu. Ini adalah kunci ketiga menemukan visi Tuhan dalam diri Anda.

Keempat, dan yang terpenting, Tuhan menyatakan visi-Nya kepada Anda melalui compassion yang Ia tanamkan dalam hati Anda. Compassion atau belas kasihan adalah sebuah kepekaan untuk tahu apa yang dibutuhkan oleh orang-orang di sekitar Anda. Belas kasihan inilah yang menggerakkan Tuhan Yesus untuk menyembuhkan dan melayani banyak orang. Jadi, bagaimana dengan Anda? Ketika melihat orang-orang yang kurang dari Anda, entah dalam hal fisik, intelektual, finansial, hukum, dan lain sebagainya, adakah hati Anda digerakkan oleh belas kasih Kristus?

Pada umumnya, ada dua masalah dengan belas kasihan: (1) Anda tidak punya belas kasihan dan mengerjakan profesi Anda dengan hanya berfokus kepada diri sendiri, atau (2) terlalu banyak orang yang ingin Anda tolong, sampai-sampai Anda tidak fokus dan tidak efektif dalam menjalankan visi Tuhan. Problem pertama biasanya terjadi dalam diri orang-orang Kristen nominal atau Kristen KTP. Problem kedua adalah problem yang saya amati sering terjadi dalam gereja-gereja masa kini. Kedua-duanya sama-sama tidak baik. Di satu sisi, kita diciptakan untuk menjadi berkat. Namun di sisi lain, kita bukan Tuhan dan kita tidak bisa menolong semua orang. Sebuah cara untuk mengetahui objek compassion atau belas kasihan Anda adalah dengan melihat kisah hidup Anda sendiri. Apakah Anda pernah menjadi korban suatu masalah, atau melihat orang lain menjadi korban?

Saya akan berikan sebuah contoh menemukan visi Tuhan dalam hidup seseorang melalui empat kunci ini. Seorang anak bernama A menyaksikan seseorang difitnah secara hukum dan dijebloskan ke penjara, padahal tidak bersalah apa-apa. Orang itu tidak bisa membela dirinya karena ia tidak punya uang untuk menyewa pengacara. Si A mengingat hal itu dan membuatnya memiliki belas kasihan kepada orang-orang miskin yang buta hukum. Seiring berjalannya waktu, A menemukan bahwa ia rupanya tertarik dalam hal hukum, serta bertalenta menghafal, berdebat, dan memiliki logika yang kuat. Ketika ia lulus SMA, ia diterima di sebuah universitas yang terkenal dengan fakultas hukumnya. Dari keempat hal inilah, ia kemudian menemukan bahwa visi Tuhan bagi dirinya adalah menjadi pengacara pro bono bagi kalangan yang tidak mampu. Pro bono adalah suatu perbuatan atau pelayanan hukum yang dilakukan untuk kepentingan umum atau pihak yang tidak mampu tanpa dipungut biaya.

Sebagian Anda mungkin berpikir, “Kok susah sekali memenuhi visi Tuhan? Sepertinya aku bahkan tidak bisa menafkahi diri sendiri dan keluargaku kalau aku benar-benar menjalaninya.” Jika Anda berpikir demikian, Matius 6:33 adalah pesan yang harusnya menghibur Anda, “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya ….” Apa sepetak Kerajaan Allah yang Ia percayakan kepada Anda untuk dikembangkan? Tidak perlu khawatir karena ketika Anda mengejar visi itu, Tuhan akan mencukupi kebutuhan Anda, seperti janji-Nya, “... maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.”

Itulah sebabnya Paulus melaksanakan visi Tuhan itu dengan penuh keberanian dan tanpa kekhawatiran. Ia percaya bahwa ketika ia menempuh jalan Tuhan dalam hidupnya, Tuhan akan menyediakan yang ia butuhkan. Bukan memberikan segala kemewahan kepadanya, melainkan “asal ada makanan dan pakaian, cukuplah” (1 Tim. 6:8). Ini sejalan dengan apa yang Tuhan Yesus katakan dalam Matius 6:25-34.

Demikian tips sederhana bagaimana menemukan visi yang Tuhan tanamkan dalam diri Anda. Mungkin sulit menemukannya, tetapi lebih sulit lagi untuk melakukannya. Kuncinya adalah profesi apapun yang Anda tekuni, bahkan profesi yang terkesan “sekuler” pun, bisa menjadi visi Tuhan. Sebuah kutipan menarik dalam bahasa Inggris berbunyi, “Use your profession to be your profession of faith”. Gunakan profesi Anda untuk menjadi proklamasi iman Anda. [DBO]