Wonderful Counselor: Guiding Us with Divine
Mungkin anda familiar dengan istilah konselor, atau anda sendiri pernah mencari pertolongan kepada seorang konselor. Siapa konselor? Kita memahami konselor sebagai seorang yang memberikan pelayanan konseling terkait problem personal. Berbagai persoalan seperti problem sosial, psikis, emosi, sampai rohani, bisa anda bawa kepada seorang konselor. Tidak heran tempat-tempat konseling selalu ramai dicari orang.
Namun sehebat-hebatnya seorang konselor, ada satu kekurangannya. Seorang konselor tidak dapat menjamin konselinya (orang yang dikonseling) pasti akan mendapat kesembuhan atau jalan keluar setelah sesi konseling usai. Sering kali sehabis sesi konseling, konseli tetap berjibaku dengan segala persoalan-persoalannya atau bahkan menjadi semakin parah seiring waktu. Kenapa demikian? Itu karena kesuksesan proses konseling ditentukan oleh banyak aspek. Selain keahlian seorang konselor, kondisi konseli juga tidak kalah pentingnya.
Ketika Yesaya menubuatkan hadirnya seorang konselor ajaib (wonderful counselor), dia sedang mengingatkan bangsa Israel akan Mesias. Gelar khusus ini mengindikasikan bahwa Mesias yang dinantikan bangsa Israel akan hadir tidak hanya untuk meneguhkan kembali tahta kerajaan Daud, namun juga menjadi penasihat pribadi umat-Nya. Mesias tidak hanya tertarik pada hal-hal politis bangsa Israel, lebih dari itu, Dia tertarik pada yang personal. Keadaan batin yang tidak selalu kelihatan, yang menjadi kebutuhan terdalam dari masing-masing umat-Nya.
Kata ‘ajaib’ atau “wonderful” berarti di luar pemahaman manusia, bisa juga diartikan mengagumkan. Berbeda dengan pemakaan hari ini, kata ajaib yang disampaikan Yesaya berbicara tentang karakter Mesias yang sanggup membuat kehidupan umat-Nya “full of wonder”, penuh dengan keajaiban. Nalar manusiawi kita tidak selalu sanggup untuk memahami layanan yang kita terima. Layanan konseling-Nya tidak dibatasi oleh kondisi kita sebagai konseli. Meskipun kita tidak sanggup mengungkapkan keadaan kita, Dia memahami detil persoalan kita. Ketika kita keras hati menolak untuk terbuka kepada-Nya, pemahaman-Nya menembus setiap ruang-ruang tersembunyi dalam hati kita.
Pertemuan antara Nikodemus dengan Kristus dalam Yohanes 3 adalah contoh yang mendalam tentang kerja Mesias sebagai “wonderful counselor”.
- Menghargai setiap pencarian. Kristus dengan ajaib membimbing Nikodemus dari kebingungan menuju pemahaman yang lebih dalam tentang keselamatan. Alih-alih mengabaikan Nikodemus atau menegur ketidakpahamannya, Yesus membahas masalah yang lebih dalam tentang kelahiran kembali secara rohani.
- Mengklarifikasi kebenaran. Dengan sabar, Yesus menjelaskan konsep kelahiran kembali secara rohani, menekankan bahwa hal itu bukan secara fisik tetapi sebuah transformasi oleh Roh Kudus. Peran Roh Kudus dalam keselamatan adalah sebuah gagasan revolusioner bagi Nikodemus, yang terbiasa dengan pemahaman kebenaran yang didasarkan pada perbuatan.
- Contoh familiar. Untuk menyampaikan nasihat-Nya, Kristus menggunakan perumpamaan yang familiar bagi Nikodemus seperti angin yang melambangkan pekerjaan Roh Kudus yang tidak terlihat namun penuh kuasa.
- Menjawab kebutuhan terdalam. Dan di atas itu semua, Kristus membawa Nikodemus kepada hati Allah yaitu Injil. Pengenalan yang benar akan Allah, yang menjadi kebutuhan terdalam dari Nikodemus.
Tidak seperti konselor umumnya, Kristus menawarkan hikmat disertai pandangan ilahi. Ketika yang lain hanya bisa mendengar kata-kata, Kristus memeriksa pikiran dan motif. Dia mengenal hati kita. Kita juga tidak membutuhkan janji temu untuk mendapatkan layanan-Nya. Dia selalu tersedia 24 jam untuk kita hampiri dalam doa-doa. Nasihat-Nya melampaui waktu, budaya, dan situasi.
Sebagai “our personal wonderful counselor” berarti kita dapat percaya bahwa Kristus akan selalu sedia mendengar persoalan-persoalan kita dan menuntun kita kepada jalan yang benar. Bagian kita adalah belajar untuk mau mendengar tuntunan-Nya yang lemah lembut. Datang kepada-Nya dalam doa dan perenungan Firman. Percaya hati-Nya bahwa Dia selalu menginginkan yang terbaik untuk kita. Percaya waktu-Nya, meskipun jawaban tidak selalu segera, itu selalu yang tepat.
Bagaimana Anda dapat bersandar penuh pada nasihat-Nya selama seminggu ini? **DG