Bagikan artikel ini :

Cukup Mencobai Tuhan

Ibrani 3:7-19

Demikianlah kita lihat, bahwa mereka tidak dapat masuk oleh karena ketidakpercayaan mereka.
-.Ibrani 3:19

Salah satu pergumulan yang hingga saat ini sulit untuk saya atasi adalah ketika harus mengendarai mobil. Saya sering sekali mengeluh dan menggerutu karena melihat berbagai ketidakteraturan di jalan raya. Banyaknya pengendara yang melakukan pelanggaran berlalu lintas membuat saya kesal. Istri saya selalu menjadi korban omelan saya di sepanjang jalan.

Bangsa Israel dikenal sebagai bangsa yang selalu mengeluh dan menggerutu kepada Allah, padahal Allah sudah menyatakan kebaikan-Nya dengan membebaskan mereka dari tanah perbudakan Mesir. Allah sudah menyatakan pemeliharaan-Nya selama empat puluh tahun di padang gurun, menyatakan kuasa-Nya dengan berbagai mukjizat dan tanda, tetapi bangsa Israel tetap mengeluh kepada Allah dan Musa yang diutus-Nya (lih. Kel. 16-17).

Segala karya Allah yang dinyatakan bagi bangsa Israel seolah-olah tidak cukup untuk membawa mereka mengenal dekat Allah. Mereka justru mencobai dan menyakiti hati Allah dengan hati yang sesat (ay. 10), hati yang jahat dan tidak mau percaya kepada Allah (ay. 12). Mereka adalah bangsa yang berhati keras (ay. 13), yang tidak peka dengan firman dan segala pekerjaan Allah bagi mereka. Akibatnya, generasi tersebut tidak akan masuk ke Tanah Perjanjian, yaitu Kanaan (ay. 11).

Kita pun bisa berlaku sama seperti bangsa Israel saat menghadapi pergumulan hidup yang berat, entah dalam pekerjaan, keluarga, studi atau kesehatan. Kita berkeluh kesah atas kesusahan hidup yang dihadapi kepada Tuhan. Kita komplain bahkan berani mempertanyakan Tuhan dan hikmat-Nya, “Kenapa Tuhan aku mengalami pergumulan ini? Katanya Tuhan baik, kok masalahku berat sekali? Apakah Engkau sungguh peduli kepadaku?”

Cukup mencobai Tuhan! Cukup mempertanyakan dan meragukan kebaikan Tuhan! Apakah Tuhan kurang membuktikan kebaikan-Nya kepada kita? Apakah pemeliharaan-Nya selama ini tidak cukup meyakinkan iman kita untuk tetap percaya kepada-Nya? Saya tahu memang tidak mudah untuk memercayai Tuhan di masa-masa yang sulit, tetapi marilah sama-sama belajar beriman kepada-Nya.

Ingatlah, kebaikan-Nya sudah teruji. Pemeliharaan-Nya sudah terbukti. Kuasa-Nya sudah pernah Anda alami, bukan? Percayalah, Tuhan Yesus tetap memegang kendali atas hidup dan Dia pasti menginginkan yang terbaik bagi Anda.


Refleksi Diri:

  • Apa hal-hal dalam hidup yang seringkali membuat Anda mengeluh kepada Tuhan?
  • Apa kebaikan dan pemeliharan Tuhan yang pernah Anda alami selama ini? Apakah itu cukup menguatkan iman percaya Anda kepada-Nya?