Bagikan artikel ini :

Jangan Lupa (Ajak Orang) Ke Gereja

Ibrani 10:24-25

Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.
- Ibrani 10:25

Ketika memulai kembali ibadah secara onsite pasca pandemi, saya menghubungi semua jemaat untuk mengajak beribadah di gereja lagi. Respons mereka beragam. Ada yang masih takut dan khawatir sehingga tetap memilih ibadah secara online di rumah. Ada juga yang sudah keenakan sehingga malas beribadah onsite. Berulang kali saya menghubungi jemaat tersebut, selalu ada alasan diberikan, “Nanti dulu pak, saya kan simpatisan. Pengurus dan anggota dulu saja.” Ketika ibadah dibuka untuk jemaat umum, toh orang tersebut masih tidak mau datang ke gereja dengan alasan yang lain. Sampai tulisan ini dibuat, ia masih belum
kembali beribadah di gereja.

Penulis surat Ibrani mengingatkan agar tidak menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah. Pada saat itu, sebagian jemaat mulai goyah imannya dan tidak mau lagi beribadah dan bersekutu lagi. Padahal ketika Kristus menjadi Imam Besar Agung, Dia menjadi kepala Rumah Allah (ay. 21). Rumah-Nya adalah bait-Nya, yaitu gereja, persekutuan orang-orang percaya yang merupakan ciri khas dari orang-orang percaya. Sementara identitas gereja, umat yang ditebus oleh darah Kristus, adalah persekutuan Roh—komunitas yang bersekutu di dalam Roh. Kehidupan kita sebagai orang percaya tidak hanya bertanggung
jawab dalam ibadah personal—melalui saat teduh, baca Alkitab pribadi, berdoa pribadi, tetapi juga bertanggung jawab dalam ibadah komunal di gereja. Ibadah dilakukan bukan hanya secara privat, tetapi juga korporat.

Saya pernah membaca satu buku yang menjawab pertanyaan: mengapa kita beribadah? Pertama, karena kewajiban kita. Kita diselamatkan untuk menyembah Tuhan. Kedua, karena kenikmatan kita. Beribadah menjadi sarana kita berjumpa dan menikmati Tuhan. Ketiga, karena ibadah menjadi bagian dari kekekalan. Nanti di surga, kita akan menyembah Tuhan dalam kekekalan.

Saudaraku, ayo kita saling memperhatikan, mendorong di dalam kasih, dan menasihati di dalam gereja. Gereja menjadi sarana pertumbuhan kehidupan kerohanian sebagai tubuh Kristus. Jadi, tidak ada alasan bagi kita untuk tidak bergereja. Setiap orang percaya wajib beribadah di gereja. Jangan lupa ke gereja, jangan lupa juga ajak orang lain untuk ke gereja.


Refleksi Diri:

  • Apa yang membuat Anda terkadang enggan untuk datang beribadah di gereja?
  • Mengapa Anda tidak boleh meninggalkan pertemuan ibadah dan persekutuan di gereja?