Bagikan artikel ini :

Lulus Ujian Iman

Kejadian 22:1-6

Firman-Nya: “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.
- Kejadian 22:2

Anak saya pernah melamar kerja di sebuah bank swasta. Syarat yang harus dipenuhi untuk diterima bekerja di bank tersebut, yaitu ia harus mengikuti ujian. Ia kemudian mempersiapkan diri dengan sebaik mungkin supaya lulus ujian. Jika kurang persiapan maka kemungkinan besar ia tidak lulus ujian. Dalam kehidupan ada saatnya iman kita juga diuji oleh Tuhan. Ujiannya adalah saat melewati tekanan situasi dan intimidasi
dari orang-orang di sekitar kita, seperti di lingkungan tempat tinggal, teman sepergaulan ataupun tempat kerja.

Allah menguji Abraham dengan memerintahkannya untuk mempersembahkan Ishak, anaknya sebagai korban bakaran. Apa maksud Allah menguji Abraham? Pertama, untuk membuktikan iman Abraham. Abraham lalu memberikan anak yang sangat dikasihinya yang diperoleh di masa tua. Ia percaya Allah sanggup menyediakan seekor domba untuk dikorbankan menggantikan Ishak (ay. 7-8, 12) dan sanggup membangkitkan Ishak dari kematian (Ibr. 11:17-19). Abraham sungguh-sungguh percaya dan taat kepada Allah. Karena imannya, Abraham disebut sebagai bapa orang beriman (Rm. 4:11).

Kedua, Allah menguji Abraham untuk memperdalam kasihnya. Allah sesungguhnya tidak menghendaki kematian Ishak, tetapi kematian ego Abraham dan apakah ia sungguh-sungguh mengasihi Allah. Perjalanan tiga hari ke gunung Muria sangat mungkin membuat pria berusia lebih dari seratus tahun itu kelelahan. Namun, Abraham tetap taat karena ia mengasihi Allahnya lebih daripada anaknya. Ketika Abraham taat memberikan apa yang paling dicintainya, Allah memberkatinya dengan melimpah (ay. 15-18). Keturunannya akan seperti pasir di laut dan bintang di langit dan memiliki kekuatan untuk mengalahkan musuhmusuhnya.

Sebagai pengikut Kristus, kita juga harus siap menghadapi ujian iman. Iman tidak tumbuh seketika dan tiba-tiba. Mulailah membangun relasi pribadi yang akrab dan intim dengan Tuhan Yesus dan firman-Nya setiap hari. Berkomitmenlah untuk mengasihi Allah melebihi apa yang ada di dunia. Jangan berkompromi dengan dunia dan mengorbankan Tuhan yang sudah mengasihi dan menebus semua dosa kita demi kesenangan dunia.


Refleksi Diri:

  • Apa yang Anda lakukan seandainya berada di posisi Abraham ketika Allah meminta apa yang paling Anda cintai? Apakah Anda bersedia memberikannya?
  • Apa langkah nyata yang dapat Anda lakukan supaya lulus ujian iman dari Tuhan?