Bagikan artikel ini :

Mecicipi Sukacita Hari Perhentian

Ibrani 4:1-11

Karena itu baiklah kita berusaha untuk masuk ke dalam perhentian itu, supaya jangan seorang pun jatuh karena mengikuti contoh ketidaktaatan itu juga.
- Ibrani 4:11

Hari Minggu adalah hari perhentian puncak selebrasi kita bersama dengan umat Tuhan. Sayangnya, masih banyak orang Kristen yang mengabaikan pentingnya hari Minggu untuk sepenuhnya beribadah kepada Tuhan. Seringkali kesibukan studi atau pekerjaan menjadi alasan untuk tidak beribadah di hari Minggu sehingga semakin banyak orang Kristen kehilangan makna hidup dalam segala kesibukan mereka. Mereka terjebak dalam kehidupan yang tidak memiliki relasi dengan Tuhan. Hidup menjadi lelah, hampa, bahkan burn out karena melupakan hal fundamental dalam hidup, yaitu beristirahat di dalam Tuhan.

Allah beristirahat pada hari ketujuh bukan karena kelelahan, tetapi untuk menunjukkan kesempurnaan penciptaan (Kej. 2:2). Dunia sempurna dan Tuhan sangat puas dengan segala hasil ciptaan-Nya. Perhentian ini adalah mencicipi sukacita abadi ketika ciptaan akan diperbarui dan dipulihkan, setiap tanda dosa disingkirkan dan dunia akan dijadikan sempurna kembali. Peristirahatan di dalam Kristus, dimulai ketika kita memercayai Dia untuk menyelesaikan pekerjaan-Nya yang baik dan sempurna di dalam kita.

Tuhan ingin kita memasuki perhentian-Nya, mencicipi sukacita ketika hidup kita kembali diperbarui dengan mengingat kembali anugerah Tuhan yang menyelamatkan. Bagi orang Israel di masa lalu, perhentian mereka adalah di Tanah Perjanjian. Bagi orang percaya sekarang, perhentian kita adalah ketika menemukan kedamaian dalam relasi hidup bersama dengan Tuhan di masa kini dan di masa depan dalam kekekalan. Hari ini adalah hari terbaik untuk menemukan kedamaian dengan Tuhan, melalui ibadah pribadi kita dalam komunitas dan ibadah Minggu. Seperti yang ayat emas sampaikan, baiklah kita berusaha untuk masuk ke dalam perhentian supaya jangan seorang pun jatuh karena mengikuti contoh ketidaktaatan.

Marilah memperbarui usaha kita untuk bekerja keras bagi Tuhan karena kita memerlukan hari perhentian bersama dengan Tuhan. Kalau Tuhan Yesus telah menyediakan hari perhentian, bukankah sudah seharusnya kita dengan sebaik-baiknya mempersiapkan diri untuk menyambut waktu perjumpaan dengan Tuhan melalui saat teduh setiap harinya dan juga ibadah setiap Minggu? Lawanlah kemalasan spiritualitas dengan mengingat hidup kita akan dipulihkan dan diperbarui setiap harinya dengan kasih setia-Nya. Pilihlah mendekat kepada Kristus atau kita akan hanyut dalam kesibukan.


Refleksi Diri:

  • Apa yang membuat Anda malas memasuki hari perhentian bersama dengan Tuhan?
  • Apa yang akan Anda dapatkan ketika masuk ke dalam hari perhentian dengan Tuhan?