Bagikan artikel ini :

Persembahan Yang Sempurna

Ibrani 10:1-18

Sebab oleh satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan.
- Ibrani 10:14

Jemaat saya kebetulan banyak dari kalangan mahasiswa. Setiap musim wisuda, selalu ada beberapa orangtua mahasiswa yang ingin bertemu saya untuk menyampaikan rasa terimakasih kepada para pemerhati jemaat atas perhatian mereka terhadap si anak. Suatu kali, salah satu mahasiswa diketahui tidak lagi datang beribadah, baik secara online maupun onsite pasca pandemi. Jujur, hati saya merasa sangat sedih. Ini terjadi tidak hanya di kalangan pemuda, tetapi juga di kalangan orang dewasa. Mereka tidak lagi memiliki hasrat untuk beribadah kepada Tuhan.

Perikop hari ini mengingatkan tentang persembahan yang sempurna, yaitu Tuhan Yesus Kristus yang menjadi korban Anak Domba Allah. Dia telah menyempurnakan umat-Nya untuk selama-lamanya. Jika tidak ada Kristus maka setiap tahun kita harus membawa korban persembahan kepada Tuhan dan hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang mengambil bagian di dalamnya. Orang Israel beribadah dengan membawa korban darah lembu jantan sebagai korban bakaran dan korban penghapus dosa. Darah lembu jantan tidak dapat menghapuskan dosa mereka. Hanya Kristus yang melakukan kehendak Bapa-Nya, yang membuat setiap kita dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh-Nya.

Karena pengorbanan Kristus, Allah membuka diri-Nya agar kita dapat datang dan mendekat kepada-Nya. Ini bukan berarti kita datang dengan sembarangan atau sikap tidak hormat. Kita selayaknya datang dengan membawa persembahan yang hidup, yaitu seluruh keberadaan kita sebagai umat Allah yang telah dikuduskan-Nya. Janganlah melakukan ibadah dengan tidak menyadari ketidaklayakan kita akibat keberdosaan, melainkan bersyukurlah kepada Allah karena kita dilayakkan untuk beribadah di hadapan hadirat-Nya.

Marilah datang kepada Tuhan bukan karena suatu “keharusan” melakukan ritual keagamaan, tetapi beribadahlah dengan kerinduan kepada Allah yang mengasihi kita. Datanglah ke gereja dengan kegentaran karena kekudusan-Nya. Kiranya kita dapat datang kepada Tuhan dengan komitmen, “Sungguh, aku datang untuk melakukan kehendak-Mu.” Jika Kristus telah menjadi korban yang sempurna untuk menebus dosa-dosa kita, sekarang bagian kita untuk memberikan persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada Tuhan melalui seluruh keberadaan diri kita.


Refleksi Diri:

  • Mengapa hanya pengorbanan Kristus yang sanggup menjadi pengorbanan yang sempurna di hadapan Allah?
  • Bagaimana Anda akan memberikan persembahan hidup Anda kepada Tuhan sebagai wujud syukur kepada-Nya?